Laporkan Kinerja SKK Migas, Djoko Siswanto: KPI Kami Tidak Hanya Sebatas Lifting

JAKARTA - Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Djoko Siswanto menemui Komisi XII DPR RI untuk melaporkan kinerja SKK Migas hingga Oktober 2024.

Dalam kesempatan tersebut Djoko menyampaikan, sejatinya key performance indicator (KPI) SKK Migas tidak hanya sebatas lifting minyak dan gas bumi melainkan ada komponen lain yang menyertai.

"Selama ini SKK Migas sering mendapat masukan terhadap kinerja lifting, namun perlu kami sampaikan bahwa KPI kami tidak hanya sebatas pada lifting semata yang merepresentasikan kontribusi jangka pendek industri hulu migas," ujarnya saat membuka paparannya, Senin, 18 November.

Adapun KPI lain yang dimaksud adalah terkait kegiatan yang fokus pada masa depan energi minyak dan gas sekaligus untuk menciptakan efek berganda dari industri migas ke sektor lainnya.

Ia melaporkan, untuk KPI pertama SKK Migas, pihaknya berhasil mendapat tambahan sumber daya migas yang diperoleh dari eksplorasi masif. Djoko melaporkan, dari target sebesar 305 juta Barel Oil Equivalent (BOE), ada tambahan potensi sumbe daya migas sebesar 1.202 juta BOE.

"Kemudian KPI kedua adalah Reserves replacement ratio (RRR). Jadi minyak dan gas yg sudah kota produksikan, kita ganti dengan yang baru sudah mencapai target 122 persen," sambung Djoko.

Dikatakan Djoko, realisasi RRR ini sudah melampaui target dengan capaian 152 persen dan bahkan diharapkan akan nenjadi 170 persen di akhir tahun 2024.

Adapun KPI SKK Migas yang ketiga adalah target 1668 juta BOEPD dalam APBN 2024 dtelah mencapai 1586 BOEPD dalam WP&B 2024.

Djoko bilang, selama ini Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) minyak dan gas bumi banyak menemukan cadangan gas bumi yang akan dikembangkan seperti Blok Masela, Genting Oil Papua, Andaman, Saka Kemang dan lapangan migas lainnya.

"Alhamdulillah ini sudah mencapai, diperkirakan untuk saat ini yoy sudah 99 persen Jadi target kita adalah 1.668, kita sudah mencapai 1586, jadi yoy-nya sudah 99 persen," beber Djoko.

Capaian SKK Migas selanjutnya adalah terkait cost recvery dengan target batas atas sebesar 8,25 miliar dolar AS. Adapun realisasi hingga Oktober 2024 telah mencapai 5,8 miliar dolar AS.

"Kita melakukan berbagai efisiensi sehingga untuk Oktober kita baru mencapai 5,82 miliar dari budget 8,25 miliar dolar AS," sambung Djoko.

Hingga akhir tahun , Djoko memperkirakan capaian Cost Recovery akan mencapai 7,96 miliar.

"Jadi kita sudah melakukan penghematan melebihi yang kita targetkan. atau nanti untuk yoy-nya sudah 108,2 persen," imbuh dia.

KPI selanjutnya yang menurut Djoko paling membanggakan adalah penerimaan negara dari hulu migas dari target 12,9 miliar dolar AS telah mencapai 12,7 miliar dolar AS pada 31 Oktober.

"Alhamdulillah, kami memiliki outlook pada akhir tahun penerimaan negara bisa menyentuh angka di atas 14 miliar dolar AS," beber dia.

Kemudian untuk kinerja investasi, dari target 17,7 miliar, Djoko melaporkan realisasi hingga Oktober telah mencapai 10,3 miliar dolar AS dengan proyeksi akhir tahun mencapai 16 miliar dolar AS.

"Di paparan kinerja di atas adapat disimpulkan sebagian besar kinerja SKK Migas berhasil tercapai namun tantangan terbesar kami terletak pada lifting migas yang masih berada di bawah tarrget khususnya minyak," tandas Djoko.