Generasi Muda Bisa Berperan Aktif Gaungkan Sustainable Fashion, Ini 3 Tipsnya
JAKARTA - Industri fashion adalah salah satu sektor yang sangat besar dan berkembang pesat di dunia. Namun, di balik kreativitasnya, sektor ini juga menjadi salah satu penyumbang terbesar terhadap kerusakan lingkungan.
Limbah fashion, baik berupa sisa produksi pakaian, tekstil yang tidak terpakai, maupun polusi akibat proses manufaktur, semakin menjadi perhatian serius. Tetapi, ada banyak cara untuk mengurangi dampak buruk limbah fashion.
Sebagai generasi muda, kita bisa berperan aktif dalam menggaungkan sustainable fesyen. Berikut cara mengurangi dampak buruk limbah fashion dari desainer Rama Dauhan, saat ditemui dalam acara UNIQLO Senayan City, Jakarta pada Jumat, 15 November 2024.
1. Memilih pakaian berbahan ramah lingkungan atau sustainable fashion
Pakaian yang berkelanjutan kerap terbuat dari bahan-bahan yang ramah lingkungan, seperti serat organik (seperti kapas organik), serat daur ulang, atau bahan alami lainnya.
Sustainable fashion dirancang memiliki desain yang berasal dari bahan daur ulang, sekaligus memungkinkannya untuk dipecah menjadi komponen-komponen yang dapat digunakan kembali atau didaur ulang.
"Ini membawa sustainable yang mengurangi limbah fashion," ujar Rama Dauhan.
2. Mix and match yang tepat
Salah satu cara membantu Anda agar tampil menarik setiap hari tanpa perlu membeli banyak baju dan celana adalah melakukan mix and match. Anda bisa melakukan mix and match sesuka hati dan bisa mencari referensi melalui media sosial.
"Kolaborasi ini kayak mengingatkan kembali untuk aku berkarya. Aku bisa mix and match lebih lama. Ini bisa dilakukan sebagai bentuk aware," katanya.
Baca juga:
3. Daur ulang pakaian agar bisa digunakan kembali
Pakaian bekas yang tidak terolah dalam jumlah yang semakin meningkat setiap tahun ternyata menjadi salah satu topik utama isu global. Salah satu cara untuk mengurangi dampak tersebut adalah melalui desain pakaian yang lebih berkelanjutan.
"Bisa didesain sesuai kemauan. Bisa dicetak di Uniqlo Studio dan tunggu selama 15-30 menit. Kita bisa memilih bentuk desain kita mau. Tetapi, harus menunggu karena ada antrian," ucapnya.
"Jadi, memang saya nge-desain dari Indonesia banget. Contohnya, dari isu sosial yang lagi tren di Jakarta. Misalnya juga sport ya olahraga lagi ramai itu tenis, bola, yang lagi tren." lanjutnya.