PBB Berencana Memperkuat UNIFIL untuk Memberikan Dukungan Pasca-gencatan Senjata di Lebanon

JAKARTA - Perserikatan Bangsa Bangsa berencana memperkuat misi penjaga perdamaiannya di Lebanon, untuk memberikan dukungan yang lebih baik bagi tentara Lebanon setelah gencatan senjata disetujui, tetapi tidak akan secara langsung menegakkan gencatan senjata, kata kepala pasukan penjaga perdamaian PBB.

Misi penjaga perdamaian yang dikenal sebagai UNIFIL dikerahkan di Lebanon selatan untuk memantau garis demarkasi dengan Israel, wilayah yang telah menjadi tempat terjadinya permusuhan selama lebih dari setahun antara pasukan Israel dan kelompok militan Hizbullah, dikutip dari Reuters 15 November.

Upaya diplomatik untuk mengakhiri pertempuran telah berpusat pada Resolusi 1701, yang mengakhiri putaran terakhir konflik antara kedua musuh yang bersenjata lengkap pada tahun 2006 dan mengharuskan Hizbullah untuk memindahkan pejuang dan senjata dari wilayah antara perbatasan dan Sungai Litani, yang mengalir sekitar 30 km (sekitar 20 mil) dari perbatasan selatan Lebanon.

"Saya kira itu harus sangat jelas. Melaksanakan Resolusi 1701 adalah tanggung jawab para pihak," kata Lacroix kepada wartawan Hari Kamis, di sela-sela kunjungan tiga hari ke Lebanon.

"UNIFIL memiliki peran pendukung, dan ada banyak substansi dalam peran pendukung itu," tambahnya.

Resolusi Dewan Keamanan PBB 1701 ditetapkan pada 11 Agustus 2006, berisi tentang seruan gencatan senjata antara Israel-Hizbullah.

Israel selama bertahun-tahun menuduh UNIFIL gagal melaksanakan resolusi tersebut, dan kini mengatakan pasukan penjaga perdamaian harus menyingkir sementara pasukan Israel memerangi Hizbullah.

Pasukan UNIFIL tegas menolak meninggalkan pos mereka, meskipun Israel berulang kali menyerang dan melukai pasukan penjaga perdamaian.

Lacroix mengatakan, misi penjaga perdamaian akan bekerja sama dengan tentara Lebanon untuk "mendukung pelaksanaan penyelesaian" dan telah berdiskusi dengan negara-negara kontributor untuk menilai kebutuhan UNIFIL, termasuk teknologi canggih, tanpa harus menambah jumlah pasukan.

Setelah gencatan senjata, kapasitas UNIFIL dapat diperluas untuk mencakup pembersihan alat peledak dan pembukaan kembali jalan.

"Kami tidak selalu berpikir dalam hal jumlah, kami berpikir dalam hal apa saja kebutuhannya dan bagaimana kebutuhan tersebut dapat dipenuhi," katanya.

Lacroix menambahkan, PBB dan beberapa negara anggota telah berulang kali meminta semua pihak untuk memastikan keselamatan pasukan penjaga perdamaian, meskipun insiden tidak berhenti, insiden tersebut tidak meningkat setelah adanya kecaman internasional.