Bagikan:

JAKARTA - Serangan tak terduga dialami tiga pengamat Pasukan Sementara Perserikatan Bangsa-Bangsa di Lebanon (UNIFIL) di perbatasan Lebanon dan Israel, Sabtu (30/3). Sekjen Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres mengecam tindakan tersebut.

Melalui juru bicaranya, Stephane Dujarric, Sekjen PBB juga meminta solusi diplomatis diupayakan bagi krisis antara berbagai pihak di sana.

Media Lebanon pada Sabtu melaporkan bahwa pesawat nirawak Israel menghantam kendaraan UNIFIL di Wadi Katmoun, desa di Labanon selatan dekat kota perbatasan Rmeish. Sejumlah pengamat militer PBB dilaporkan terluka dalam insiden tersebut.

Juru bicara UNIFIL mengonfirmasi adanya serangan tersebut dan mengatakan tiga pengamat militer serta seorang penerjemah yang berasal dari Lebanon terluka saat mereka berpatroli jalan kaki di wilayah yang berbatasan dengan Israel.

Di sisi lain, angkatan bersenjata Israel membantah telah menyerang kendaraan UNIFIL di Lebanon.

"Sekjen PBB mengutuk ledakan hari ini yang berdampak pada patroli Kelompok Pengamat Lebanon (OGL), melukai tiga pengamat militer OGL dari Organisasi Pengawasan Gencatan Senjata PBB (UNTSO), dan satu asisten bahasa," menurut pernyataan jubir dilansir Antara, Minggu, 31 Maret.

Guterres mengatakan investigasi oleh UNIFIL sedang berlangsung. Dia menegaskan kembali bahwa keselamatan dan keamanan pasukan penjaga perdamaian harus terjamin setiap saat.

Guterres juga meminta semua pihak untuk menahan diri dari pelanggaran lebih lanjut terhadap penghentian pertempuran sesuai dengan resolusi 1701, dan mencari solusi diplomatik terhadap krisis tersebut.

Gerakan Syiah Lebanon, Hizbullah, melancarkan serangan udara dengan Israel sejak Oktober 2023, saat situasi di wilayah tersebut memburuk secara dramatis setelah Israel mengumumkan operasi militer melawan Hamas di Jalur Gaza.