Ajak China Lawan Kebijakan Pengekangan AS, Rusia Bicara Aliansi Militer-Politik Seperti Perang Dingin
JAKARTA - Sekretaris Dewan Keamanan Rusia, Sergei Shoigu mendorong negaranya bersama China melawan kebijakan pengekangan yang dilakukan Amerika Serikat (AS) dan sekutunya.
Hal itu dikatakan Shoigu saat bertemu Menteri Luar Negeri China, Wang Yi membahas sektor pertahanan kedua negara di Beijing, Selasa 12 November.
"Kemitraan komprehensif dan kerja sama strategis (antara China dan Rusia) merupakan model kolaborasi antara dua kekuatan di dunia saat ini,” kata Shoigu di hadapan Wang, dikutip dari kantor berita Rusia via AFP.
Shoigu mengatakan hubungan Rusia-China erat. Dia mengibaratkan ikatannya bisa melebihi aliansi politik antarnegara dalam Perang Dingin yang berlangsung 1947-1991.
"Meskipun ini bukan aliansi militer-politik seperti yang terbentuk selama Perang Dingin, hubungan antara negara kita melampaui bentuk hubungan antarnegara itu," sambung dia.
Baca juga:
- Taruna Akmil Malaysia Setrika Panas Badan Juniornya Terancam Bui dan Balikin Dana Beasiswa
- Kumham Imipas Bentuk Komisi Bersama Tangani 8.000 WNI di Filipina yang Dilanda Bencana Topan
- Mantan Dosen di Malaysia Dituding Sebarkan Ajaran Terorisme Daesh di Rumahnya
- AS Dukung Teroris Kurdi Demi Capai Tujuan di Suriah, Turki Desak Pikir Ulang
Menjelang akhir pembicaraan, Wang menjadwalkan pertemuan kembali dengan Shoigu pekan ini untuk membahas "konsultasi keamanan strategis" dan isu-isu utama yang melibatkan kepentingan keamanan strategis China-Rusia demi meningkatkan rasa saling percaya kedua negara.
Sementara Shoigu dijadwalkan menghadiri demo udara militer China minggu ini. Acara yang bakal memamerkan sektor kedirgantaraan sipil dan militer China tersebut berlangsung rutin dua tahun sekali di Kota Zhunghai.
Jet tercanggih Rusia, jet tempur siluman Su-57, akan unjuk gigi di pameran kedirgantaraan tersebut.
China-Rusia ini diketahui telah memperluas hubungan militer dan pertahanan sejak serangan Rusia ke Ukraina hampir tiga tahun lalu.
China lewat Presidennya, Xi Jinping juga masih menjadi sekutu penting Presiden Rusia Vladimir Putin di panggung dunia.
Di satu sisi, China berada di antara berkembangnya aliansi Rusia dan Korea Utara (Korut). Hal itu menyusul tentara Korut belum lama ini bersama-sama prajurit Rusia berada di perbatasan Ukraina.
Terkini, Rusia-Korut berencana meratifikasi pakta pertahanan penting dalam waktu dekat.