Presiden Zelensky Sebut Sinergi Kekuatan dan Diplomasi Penting untuk Akhiri Perang di Ukraina
JAKARTA - Presiden Volodymyr Zelensky mengatakan pada Minggu malam, kekuatan dan diplomasi harus bekerja sama untuk mengakhiri perang Rusia di Ukraina, memastikan, konflik seperti itu tidak terjadi lagi di masa mendatang.
"Kami memahami dengan sangat jelas bahwa diplomasi tidak memiliki prospek tanpa kekuatan," kata Presiden Zelensky dalam pidato video malam hari, melansir Reuters 11 November.
"Namun, tanpa pemahaman yang jelas tentang tujuan diplomatik, senjata saja tidak akan berhasil. Itulah sebabnya kekuatan dan diplomasi harus berjalan beriringan," lanjutnya.
Ini adalah satu-satunya cara untuk mengamankan perdamaian yang langgeng dan untuk mencegah terulangnya perang seperti yang dilakukan Moskow terhadap Kyiv, tambahnya.
Presiden Zelensky, yang tanpa henti menyerukan diakhirinya perang secara "adil", telah melobi Amerika Serikat dan sekutu NATO untuk mempersenjatai Kyiv, membantu memaksa Presiden Rusia Vladimir Putin untuk berdamai, dengan mengatakan Ukraina hanya terbuka untuk diplomasi yang "jujur".
Ukraina juga telah memohon kepada sekutu-sekutunya untuk mengizinkan Kyiv menggunakan senjata jarak jauh Barat untuk menyerang jauh ke wilayah Rusia dan merusak infrastruktur perang Moskow.
Baca juga:
- Jelang KTT Luar Biasa OKI dan Liga Arab Wamenlu Anis Matta: Kita adalah Palestina
- PM Netanyahu Ungkap Serangan Pager dan Pembunuhan Sekjen Hizbullah Nasrallah Ditentang Pejabat Senior Israel
- Korban Tewas Serangan Israel ke Lebanon Tembus 3.130 Jiwa
- Layanan Kartu Kredit di Israel Lumpuh Akibat Serangan Siber
Seruan Presiden Zelensky pada Hari Minggu untuk memperkuat upaya diplomatik, muncul setelah mantan Presiden Republik Donald Trump mengalahkan kandidat Demokrat pro-Ukraina, Wakil Presiden Kamala Harris, dalam pemilihan presiden Amerika Serikat.
Selama kampanye pemilihannya, Trump berulang kali mengatakan Ia dapat mengakhiri perang di Ukraina "dalam sehari," tetapi tidak pernah mengatakan bagaimana caranya.