Polisi Belanda Tangkap Ratusan Pengunjuk Rasa dalam Protes Pro-Palestina

JAKARTA - Aparat kepolisian Belanda mengatakan mereka menangkap lebih dari 300 pengunjuk rasa pro-Palestina yang mengabaikan larangan demonstrasi di Amsterdam pada Hari Minggu, menahan 50 orang setelah bentrokan yang melibatkan penggemar sepak bola Israel pekan lalu.

Ratusan pengunjuk rasa berkumpul di Lapangan Dam di ibu kota, meneriakkan "Bebaskan Palestina" dan "Amsterdam katakan tidak pada genosida", mengacu pada perang di Jalur Gaza.

Setelah pengadilan setempat meratifikasi larangan dewan kota, polisi bergerak, memerintahkan pengunjuk rasa untuk pergi dan menangkap lebih dari 100 dari mereka, dikutip dari Reuters 11 November.

Polisi mengatakan mereka memindahkan 340 orang dari area protes dengan menempatkan mereka di bus dan menurunkan mereka di pinggiran kota. Sebanyak 50 pengunjuk rasa lainnya ditahan oleh polisi.

Seorang pengunjuk rasa terpaksa dibawa dengan menggunakan ambulans karena pendarahan.

Larangan tersebut, yang diperpanjang oleh pihak berwenang selama empat hari hingga Kamis, telah berlaku sejak Jumat setelah serangan terhadap pendukung sepak bola Israel setelah pertandingan sepak bola antara tim tamu Maccabi Tel Aviv dan Ajax Amsterdam.

Setidaknya lima orang terluka dalam serangan yang dikecam oleh otoritas Belanda dan pemimpin asing termasuk Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sebagai tindakan antisemit.

Pada Hari Minggu, Israel mendesak warganya untuk menghindari menghadiri acara budaya dan olahraga di luar negeri yang melibatkan warga Israel selama minggu mendatang.

Sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh kantor Netanyahu mengatakan, Israel memiliki informasi intelijen kelompok pro-Palestina di luar negeri bermaksud untuk menyakiti warga Israel di kota-kota di Belanda, Inggris, Prancis, Belgia dan lainnya.

Di Belanda, penyelenggara protes mengatakan dalam sebuah pesan di Instagram mereka marah dengan "pembingkaian" kerusuhan di sekitar pertandingan tersebut sebagai antisemit dan menyebut larangan protes tersebut kejam.

"Kami menolak tuduhan antisemitisme dijadikan senjata untuk menekan perlawanan Palestina," kata mereka.

Empat orang masih ditahan atas dugaan tindak kekerasan, termasuk dua anak di bawah umur. Sebanyak 40 orang lainnya telah didenda karena mengganggu ketertiban umum dan 10 orang karena pelanggaran, termasuk vandalisme.

Polisi mengatakan serangan terhadap penggemar Israel yang berkunjung pada Kamis malam, seraya menambahkan para penggemar tersebut membakar bendera Palestina, menggunakan tongkat, pipa dan batu dalam bentrokan dengan lawan, sebagaimana ditunjukkan dalam rekaman video.

Selain itu, pihak kepolisian pada Hari Minggu juga mengatakan akan menyelidiki rekaman yang memperlihatkan penggemar Maccabi menggunakan kekerasan, meskipun seorang juru bicara polisi tidak dapat segera memastikan rekaman mana yang akan menjadi bagian dari penyelidikan.

Terpisah, kepala polisi setempat Olivier Dutilh mengatakan kepada pengadilan pada Minggu, larangan protes masih diperlukan karena insiden antisemit terus berlanjut, termasuk orang-orang yang didorong keluar dari taksi dan diminta untuk menunjukkan paspor mereka pada Sabtu malam.

Diketahui, Belanda telah mengalami peningkatan insiden antisemit sejak perang Gaza dimulai pada Oktober tahun lalu. Israel sendiri membantah tuduhan genosida dalam serangannya selama lebih dari setahun terhadap kelompok militan Palestina Hamas.

Konflik terbaru di Gaza, Palestina pecah pada 7 Oktober 2023, saat kelompok militan Palestina yang dipimpin Hamas menyerang wilayah selatan Israel, menewaskan sekitar 1.200 orang dan menyandera 253 orang lainnya, menurut penghitungan Israel.

Sementara, otoritas kesehatan Gaza pada Hari Minggu mengonfirmasi, jumlah korban tewas Palestina sejak konflik terbaru di Gaza telah meningkat menjadi 43.603 korban jiwa, sedangkan 102.929 lainnya luka-luka, mayoritas korban adalah perempuan dan anak-anak, dikutip dari WAFA.