JAKARTA - Polisi menahan pengunjuk rasa pro-Palestina yang berunjuk rasa di pusat kota Amsterdam karena melanggar larangan demonstrasi yang diberlakukan setelah bentrokan usai pertandingan sepak bola antara Ajax dan klub Israel Maccabi Tel Aviv.
Puluhan pengunjuk rasa, beberapa di antaranya membawa bendera Palestina, meneriakkan “Amsterdam mengatakan tidak terhadap genosida” dan “Bebaskan Palestina”.
Polisi dengan perlengkapan antihuru-hara mengepung kelompok tersebut dan memasukkan mereka dalam bus.
Polisi menahan atau membubarkan ratusan demonstran sejak bentrokan pekan lalu berdasarkan tindakan darurat yang diberlakukan hingga Kamis.
“Kami mengatakan: Bebaskan Palestina. Berhenti membunuh orang yang tidak bersalah. Berhentilah membunuh anak-anak,” kata demonstran Max van den Berg (32), yang menyerukan Belanda untuk menghentikan dukungannya terhadap Israel dilansir Reuters, Kamis, 14 November.
Sebelumnya Departemen kepolisian Amsterdam mengatakan para penggemar Maccabi menyerang taksi dan membakar bendera Palestina serta dikejar dan dipukuli oleh geng anti-Israel.
Lima orang dirawat karena luka-luka dan diperbolehkan pulang dari rumah sakit. Polisi mengawal ratusan penggemar Maccabi ke hotel mereka.
Politisi Israel dan Belanda mengecam serangan tersebut sebagai serangan antisemit dan mengingat kembali penganiayaan terhadap orang Yahudi selama Perang Dunia Kedua.
Kelompok pro-Palestina membalas dengan mengatakan mereka merespons serangan pendukung Maccabi dan nyanyian provokatif anti-Arab.
Empat dari 62 tersangka yang ditahan selama bentrokan tersebut, termasuk 10 warga Israel, masih ditahan. Polisi masih mencari tersangka.
Belanda mengalami peningkatan insiden antisemitisme sejak perang Gaza dimulai pada Oktober tahun lalu.
Kurang dari 1 persen penduduk Amsterdam adalah orang Yahudi setelah Holocaust, sementara sekitar 15 persen adalah Muslim, sebagian besar merupakan imigran generasi kedua dan pertama dari Afrika Utara dan Timur Tengah.