JAKARTA - Bentrokan antara suporter klub Israel, Maccabi Tel Aviv, dan demonstran pro-Palestina di Amsterdam, Belanda, terjadi pada Jumat, 8 November 2024.
Kerusuhan terjadi sebelum dan setelah pertandingan Ajax Amsterdam menjamu Maccabi Tel Aviv di Johan Cruyff Arena pada laga Liga Europa 2024/2025.
Insiden itu membuat Pemerintah Israel bereaksi karena mengklaim warganya di Amsterdam sebagai korban kekerasan.
Bahkan, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu memerintahkan mengirim pesawat penyelamat untuk membawa pulang warga negara Israel di sana.
"Memandang insiden mengerikan itu dengan sangat serius dan menuntut agar Pemerintah Belanda serta pasukan keamanan mengambil tindakan tegas dan cepat terhadap para perusuh serta memastikan keselamatan warga negara kami," kata Netanyahu pada Jumat, 8 November 2024.
Padahal, kenyataannya tak demikian. Al Jazeera melaporkan bahwa bentrok di laga Ajax vs Maccabi Tel Aviv tersebut merupakan buntut dari kekerasan yang dilakukan suporter klub Israel itu.
Step Vaessen, jurnalis Al Jazeera yang melaporkan dari Amsterdam, mengatakan bentrokan itu merupakan hasil dari ketegangan yang meningkat selama beberapa hari sebelumnya.
BACA JUGA:
"Ratusan suporter Maccabi Tel Aviv datang ke Amsterdam, mengadakan demonstrasi yang sangat vokal di alun-alun utama sebelum insiden itu, mengibarkan bendera Israel, dan juga menurunkan bendera Palestina," katanya.
Pada Kamis, 7 November 2024, waktu setempat, polisi mengatakan di media sosial bahwa mereka sangat waspada setelah insiden bermuatan politik, termasuk pencopotan bendera Palestina dari sebuah gedung.
Video di media sosial merekam insiden yang dilaporkan, memperlihatkan suporter Maccabi Tel Aviv meneriakkan slogan-slogan sambil menurunkan bendera Palestina.
Anggota Dewan Kota Amsterdam, Jazie Veldhuyzen, mengatakan para suporter Maccabi Tel Aviv memicu kekerasan dan menyerang simpatisan Palestina beberapa hari sebelum pertandingan melawan Ajax.
"Mereka mulai menyerang rumah-rumah orang di Amsterdam dengan bendera Palestina. Jadi, di situlah sebenarnya kekerasan dimulai," kata Jazie Veldhuyzen kepada Al Jazeera.
"Sebagai reaksi, warga Amsterdam memobilisasi diri dan melawan serangan yang dimulai pada Rabu (6 November 2024) oleh para hooligan Maccabi Tel Aviv," ujarnya lagi.
Pengamat politik Israel, Ori Goldberg, mengatakan insiden itu ingin menunjukkan narasi bahwa Israel telah menguasai Eropa.
"Fakta bahwa suporter Israel (Maccabi Tel Aviv, red.) melakukan kerusuhan di tengah Kota Amsterdam, menyanyikan lagu-lagu rasis, dan memanjat tembok rumah untuk merobohkan bendera Palestina."
"Itu adalah bagian dari kondisi Israel saat ini, keterpisahan total antara tindakan dan konsekuensi," kata Goldberg kepada Al Jazeera.
Belanda Malah Lindungi Warga Israel
Wali Kota Amsterdam, Femke Halsema, telah melarang demonstrasi pro-Palestina di tengah kekhawatiran tentang ketegangan antara pengunjuk rasa dan suporter Maccabi Tel Aviv.
Al Jazeera melaporkan sekitar 600 polisi dikerahkan setelah kerusuhan dimulai antara pendukung pro-Palestina dan suporter Maccabi Tel Aviv.
Menurut keterangan polisi ada 62 orang ditangkap pada Jumat itu. Para penggemar juga meninggalkan stadion tanpa insiden, tetapi beberapa bentrokan di pusat kota dilaporkan terjadi pada malam hari.
Menariknya, Jazie Veldhuyzen malah membeberkan fakta bahwa Pemerintah Belanda justru melindungi suporter Maccabi Tel Aviv yang jadi biang keladi kerusuhan.
Situasi tersebut jadi memperkuat bahwa suporter klub Israel itu berbalik sebagai korban, bukan pelaku.
"Wali kota mengatakan polisi memang bertindak, tetapi saya akan mengatakan mereka bertindak tidak pada saat yang tepat."
"Mereka bertindak hanya untuk melindungi para hooligan Maccabi Tel Aviv ketika warga Amsterdam berdiri untuk membela orang-orang mereka dan membela rumah-rumah mereka."
"Saat itulah polisi muncul untuk melindungi para penggemar Maccabi Tel Aviv ketika mereka melarikan diri setelah menyerang orang-orang," ujar Anggota Dewan Amsterdam itu.
Pernyataan Veldhuyzen mendapat dukungan dari Ori Goldberg. Malahan, pengamat politik Israel itu menegaskan bahwa tindakan Pemerintah Israel dan Belanda adalah bentuk melepaskan hukuman terhadap suporter Maccabi Tel Aviv.
Goldberg mengungkapkan reaksi Israel terhadap bentrokan itu mencerminkan penolakan total terhadap gagasan bahwa tindakan memiliki konsekuensi mengingat suporter Maccabi Tel Aviv sebagai pemicu kerusuhan di Amsterdam.
"Netanyahu tidak hanya mengirim pesawat kargo, tetapi juga pesawat kargo militer untuk menyelamatkan warga Israel dari tuntutan hukum di Amsterdam," katanya kepada Al Jazeera.
Melihat perilaku Pemerintah Israel dan suporter klub negara tersebut, khususnya Maccabi Tel Aviv, penolakan kehadiran mereka santer di beberapa negara.
Turki misalnya, akan memindahkan laga Liga Europa antara Beskitas melawan Maccabi Tel Aviv di tempat netral pada 28 November 2024.
Keputusan itu diturunkan langsung dari otoritas Turki yang tidak ingin ada insiden serupa.
Maccabi Tel Aviv sekarang terpuruk di dasar klasemen Liga Europa musim ini dengan berada di peringkat ke-35 dari 36 klub yang tampil.