Kasus HMFD pada Anak Terus Meningkat, Vaksinasi Bisa Jadi Solusi?

JAKARTA - Sejak awal tahun 2024, jumlah kasus hand, foot, and mouth disease (HFMD) atau lebih dikenal dengan flu Singapura di Indonesia mengalami lonjakan yang signifikan, terutama di kalangan anak-anak.

Menurut data terbaru dari Kementerian Kesehatan, lebih dari 6.500 anak telah terinfeksi HFMD. Sementara itu, Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR) mencatat ada sekitar 27.417 kasus suspek HFMD sepanjang tahun 2024.

Penyakit ini, yang utamanya disebabkan oleh virus Enterovirus 71 (EV71), mudah menyebar dan menargetkan anak-anak usia 5 hingga 10 tahun.

Peningkatan jumlah kasus ini menyoroti pentingnya langkah-langkah preventif untuk melindungi anak-anak dari infeksi. Mengingat jumlahnya yang terus meningkat, apakah vaksinasi bisa menjadi solusi?

dr. Kanya Ayu Paramastri, Sp.A, dokter spesialis anak mengatakan, vaksinasi dapat menjadi salah satu langkah preventif untuk mencegah anak-anak tertular HFMD.

Saat ini, Vaksin HFMD EV71 sudah tersedia untuk mencegah infeksi HFMD yang disebabkan oleh virus EV71. Vaksin ini telah memperoleh izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Vaksinasi juga merupakan langkah pencegahan yang dapat membantu melindungi dari komplikasi serius akibat HFMD. Vaksin ini juga berguna untuk mengurangi risiko infeksi berulang yang lebih berat jika terkena jenis virus lainnya.

"Vaksinasi bisa memberi perlindungan dan mengurangi risiko komplikasi serius. Selain itu, vaksinasi juga membantu mencegah infeksi berulang yang bisa lebih berat karena paparan jenis virus lain," jelas dr. Kanya dalam acara Media & Community Gathering oleh PT Kalbe Farma Tbk melalui anak usahanya, PT Kalventis Sinergi Farma di Jakarta, baru-baru ini. 

Dia mengatakan, vaksin untuk HFMD terbilang aman dan dapat diberikan sejak bayi berusia 6 bulan. Perlindungan dari vaksinasi pun cukup optimal karena dapat bertahan hingga 5 tahun setelah vaksinasi. 

Selain vaksinasi, dokter Kanya juga mengimbau agar orangtua menerapkan pola hidup sehat di lingkungan rumah sebagai upaya pencegahan selanjutnya. Misalnya dengan membiasakan anak untuk menjaga kebersihan yang dapat dimulai dari selalu mencuci tangan sebelum dan sesudah bermain atau makan.

Orangtua juga perlu memahami untuk menjaga kebersihan tangan mereka, terutama sebelum menyiapkan makanan, setelah mengganti popok, dan setelah menggunakan toilet.

"Intinya adalah menjaga higienitas. Seperti membersihkan permukaan, barang-barang, dan mainan anak dengan sabun dan air, lalu mendisinfeksi barang-barang tersebut. Jika terdapat barang yang sulit dibersihkan atau tidak efektif jika hanya menggunakan alkohol, disarankan untuk menggunakan klorheksidin atau larutan hipoklorit 0,5 persen,” tambahnya.

Ia juga menambahkan bahwa efek samping dari vaksin ini serupa dengan vaksin lainnya dan tidak memiliki dampak merugikan yang signifikan pada tubuh.