Ketemu Ketua Parlemen Chili, Puan Promosikan Isu Kepemimpinan Perempuan
JAKARTA - Ketua DPR Puan Maharani akan mengikuti G20 Parliamentary Speaker's Summit (P20) ke-10 di Brasil. Sebelum ke Brasil, Puan bersama delegasi DPR singgah ke Chili, Amerika Selatan, untuk bertemu dengan Ketua Parlemen, Karol Cariola Oliva.
Pertemuan bilateral Puan dengan Ketua Parlemen Chili, Karol Cariola Oliva digelar Senin 4 November sore waktu setempat di Congreso Nacional de Chile Valparaiso. Keduanya merupakan pimpinan lembaga legislatif perempuan.
Puan didampingi Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) Irine Yusiana Roba Putri, Wakil Ketua Komisi XII DPR Dony Maryadi, Anggota Komisi III DPR Gilang Dhielafararez, dan Dubes LBBP RI untuk Chili Muhammad Anshor.
Pertemuan bilateral dengan Ketua Parlemen Chili ini merupakan kunjungan kerja ke luar negeri Puan yang pertama setelah dilantik kembali sebagai Ketua DPR RI.
"Kunjungan ini bernilai penting karena menunjukkan keseriusan DPR RI ingin bekerja sama dengan berbagai negara. Meski jauh, selagi banyak manfaat bagi rakyat Indonesia dan negara mitranya akan kami lakukan," jelas Puan.
Hubungan diplomatik Indonesia dan Chili telah berlangsung 59 tahun. Menjelang peringatan 60 tahun hubungan bilateral, DPR ingin menciptakan momentum positif agar hubungan kedua negara semakin erat. Kepada Ketua Parlement Chili, Puan mengungkap Indonesia baru saja memiliki kabinet pemerintahan dan keanggotaan DPR baru untuk periode 2024-2029.
"Tentunya, saya akan mendorong pemerintah baru ini untuk memperkuat hubungan bilateral dengan negara di Amerika Selatan, termasuk Chili ini," ungkap Puan.
Lebih lanjut, Puan menjelaskan bahwa kerja sama Indonesia-Chili telah berkembang pesat. Tidak hanya di bidang ekonomi dan perdagangan, tetapi juga sosial budaya, mitigasi bencana, pariwisata, dan pendidikan. Menurut Puan, hubungan yang baik ini terbentuk juga dari kunjungan antar parlemen, pertukaran pelajar dan misi budaya.
"Saya mendorong parlemen kedua negara untuk memberikan dukungan bagi berbagai inisiatif meningkatkan hubungan kedua negara," tuturnya.
Puan mengatakan, kokohnya hubungan bilateral antar-negara memerlukan dukungan parlemen. Sebab parlemen memiliki kewenangan dan dapat menentukan kerja pemerintah dalam negara demokrasi.
DPR RI sendiri telah memiliki Grup Kerja Sama Antar-parlemen Indonesia–Chile (GKSB) pada perdiode 2019-2024. Ia berharap untuk periode DPR sekarang, DPR dan parlemen Chili dapat kembali melanjutkan grup kerja sama bilateral itu sebagai sarana dialog mengenai berbagai isu penting serta semakin memperat hubungan Indonesia-Chili.
"Saya senang bahwa dalam Parlemen Chili telah membentuk Grupos Interparlamentarios Chile-Indonesia. Kita dapat bertukar pikiran tentang pelaksanaan tugas parlemen di bidang legislatif, anggaran dan pengawasan," ujar Puan.
Mantan Menko PMK tersebut menambahkan, grup tersebut juga berguna untuk konsultasi antar parlemen Indonesia dan Chili dalam berbagai isu. Menurut Puan, konsultasi antar parlemen Indonesia dan Chili dapat menekankan isu-isu terkait pelaksanaan demokrasi, isu pembangungan, dan kesetaraan gender.
"Sebagai sesama pemimpin parlemen perempuan, kita dapat berdialog untuk mendorong partisipasi perempuan yang lebih besar di bidang politik di negara kita, dan di dunia," urainya kepada Karol Cariola Oliva.
“Saya merupakan Ketua DPR RI pertama perempuan di Indonesia, dan bahkan terpilih untuk 2 periode. Hal ini tentunya memberi dorongan besar bagi perempuan Indonesia untuk berperan di dunia politik,” imbuh Puan.
Puan pun menilai hubungan bilateral Indonesia dan Chili semakin berkembang positif sejak diberlakukannya Indonesia-Chile Comprehensive Economic Partnership Agreement (IC-CEPA) yang disekapati pada 10 Agustus 2019. IC-CEPA merupakan kerja sama perdagangan bebas pertama Indonesia di Amerika Latin.
Bagi Indonesia, kata Puan, Chili merupakan mitra strategis di Amerika Selatan dan siap menjadi pintu masuk komoditas Chili untuk pasar ASEAN yang berpenduduk lebih dari 670 juta jiwa.
"Saya juga melihat potensi menjadikan Chili sebagai salah satu pintu masuk atau hub bagi komoditas ekspor Indonesia ke Amerika Latin,” katanya.
Puan menegaskan kerja sama ini bukan hanya semata-mata terkait dengan pemerintahan dan kebijakan negara. Ia menyebut, Parlemen pun punya banyak peranan dalam memperkuat hubungan antar-masyarakat. Hal ini karena parlemen memiliki mandat langsung dari rakyat yang memilihnya.
"Hubungan antar masyarakat yang erat menjadi pilar akan solidnya kerja sama Indonesia-Chili," ucap Puan.
Baca juga:
Puan menilai penguatan kerja sama antar masyarakat dapat dilakukan dengan fokus pada kerja sama pendidikan, sosial budaya, dan pariwisata.
"Saya mendorong lebih banyak kerja sama di bidang pendidikan. Indonesia menyediakan berbagai beasiswa bagi negara mitra, termasuk Chili untuk mempelajari budaya dan bahasa Indonesia," harap cucu Bung Karno tersebut.
Puan pun kemudian mengundang Ketua Parlemen Chili, Karol Cariola Oliva untuk berkunjung ke Indonesia.
Sementara Karol Cariola Oliva dalam pertemuan menanyakan perkembangan politik dan sosial di Indonesia, terutama setelah adanya pergantian pemerintahan dan periode DPR yang baru.
“Dan selamat kepada Ibu Puan Maharani sudah terpilih kembali untuk kedua kalinya sebagai ketua DPR,” ujar Karol Cariola Oliva.
Sebagai informasi, Puan akan menghadiri P20 ke-10 di Brasilia, Brasil yang digelar pada 6-8 November mendatang. P20 atau Parliament 20 adalah forum pimpinan parlemen negara-negara G20 yang merupakan rangkaian dari Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20.
Menjadi pemegang presidensi P20 tahun ini, parlemen Brasil mengambil tema ‘Parlemen untuk Dunia yang Adil dan Planet yang Berkelanjutan’. Ada 62 delegasi sebagai perwakilan parlemen dari 35 negara yang akan hadir pada forum ini. Selain itu ada 7 perwakilan lembaga yang turut diundang pada P20 di Brasil, termasuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Inter-Parliamentary Union (IPU) yang merupakan forum parlemen internasional.
P20 merupakan platform yang memungkinkan parlemen negara-negara G20 untuk berdiskusi tentang isu-isu global. Tujuannya adalah untuk meningkatkan keterlibatan parlemen, pemerintah, dan pemangku kepentingan lainnya dalam mengimplementasikan hasil G20 sebagai perkumpulan negara yang memiliki kekuatan ekonomi terbesar di dunia.
Dalam rangkaian P20 di Brasil, juga akan diadakan pertemuan anggota parlemen perempuan negara-negara G20. Pertemuan ini untuk membahas implementasi rekomendasi dari 1st Meeting of Women Parliamentarians of P20 yang diadakan di Maceió pada 1–2 Juli lalu.