Israel hanya Izinkan 30 Truk Bantuan Masuk Gaza Setiap Hari, Kepala UNRWA: Tidak Memenuhi Kebutuhan 2 Juta Orang
JAKARTA - Komisaris Jenderal UNRWA, Philippe Lazzarini, mengatakan, otoritas Israel mengizinkan rata-rata hanya 30 truk kemanusiaan per hari untuk memasuki Jalur Gaza sepanjang Oktober lalu.
"Ini adalah jumlah terendah dalam waktu yang lama, membawa bantuan kembali ke tingkat awal perang," kata Lazzarini dalam sebuah unggahan di X pada Hari Senin, dikutip dari WAFA 5 November.
"Ini tidak dapat memenuhi kebutuhan lebih dari 2 juta orang, banyak di antaranya yang kelaparan, sakit, dan dalam kondisi putus asa," tegasnya.
Dia mengatakan, jumlah ini hanya mewakili 6 persen dari pasokan, termasuk komersial dan kemanusiaan, yang diizinkan masuk ke Jalur Gaza sebelum perang.
Sejak 7 Oktober 2023, Israel telah menutup semua penyeberangan darat dengan Gaza, memblokir masuknya barang dan pasokan penting, serta memberlakukan pembatasan pada bantuan kemanusiaan, terkadang mencegahnya mencapai Jalur Gaza, yang menyebabkan krisis kehidupan yang parah.
Sementara itu, seorang juru bicara pemerintah Israel mengatakan tidak ada batasan yang diberlakukan terhadap bantuan yang masuk ke Gaza, dengan 47 truk bantuan memasuki Gaza utara pada Hari Minggu saja, dikutip dari Reuters.
Diberitakan sebelumnya, juru bicara Departemen Luar Negeri Matthew Miller mengatakan pada Hari Senin, Israel telah mengambil beberapa langkah untuk meningkatkan akses bantuan ke Gaza, tetapi sejauh ini gagal untuk secara signifikan mengubah situasi kemanusiaan di daerah kantong itu, saat tenggat waktu yang ditetapkan oleh AS untuk memperbaiki situasi semakin dekat.
Pemerintahan Presiden Joe Biden memberi tahu Israel dalam surat tertanggal 13 Oktober, mereka memiliki waktu 30 hari untuk mengambil langkah-langkah khusus untuk mengatasi krisis kemanusiaan yang mengerikan di Gaza, yang setahun belakangan mengalami operasi udara dan darat Isral yang menargetkan kelompok militan Hamas.
Pekerja bantuan dan pejabat PBB mengatakan kondisi kemanusiaan terus memburuk di Gaza.
"Sampai hari ini, situasinya belum berubah secara signifikan. Kami telah melihat peningkatan dalam beberapa pengukuran. Kami telah melihat peningkatan dalam jumlah penyeberangan yang dibuka. Tetapi jika Anda melihat rekomendasi yang ditetapkan dalam surat itu, itu belum terpenuhi," kata Miller.
Miller mengatakan hasil sejauh ini "tidak cukup baik", tetapi menekankan periode kurun waktu 30 hari belum berlalu.
Selain itu, ia menolak mengatakan konsekuensi apa yang akan dihadapi Israel jika gagal menerapkan rekomendasi tersebut.
"Yang dapat saya katakan kepada Anda adalah kami akan mengikuti hukum," katanya.
Baca juga:
- Garda Revolusi Iran Klaim Miliki Informasi Akurat Tentang Pertemuan Dinas Intelijen Musuh
- AS Peringatkan Israel Belum Meningkatkan Akses Bantuan ke Jalur Gaza Secara Signifikan
- Menlu Araghchi: Kami Berulang Kali Menyampaikan Pesan ke Zionis, Jangan Uji Iran
- Adik Pemimpin Korut Kim Yo-jong Kritik Latihan Drone Gabungan Korea Selatan-Amerika Serikat
Diketahui, Washington, pemasok utama senjata Israel, telah mendesak Israel untuk memperbaiki kondisi kemanusiaan di Gaza sejak perang dengan Hamas dimulai dengan serangan kelompok militan Palestina pada 7 Oktober 2023 di Israel selatan.
Surat tertanggal 13 Oktober, yang dikirim oleh Menteri Luar Negeri Antony Blinken dan Menteri Pertahanan Lloyd Austin, mengatakan kegagalan untuk menunjukkan komitmen berkelanjutan untuk menerapkan langkah-langkah akses bantuan, dapat berimplikasi pada kebijakan dan hukum AS.
Pasal 620i Undang-Undang Bantuan Luar Negeri AS melarang bantuan militer ke negara-negara yang menghalangi pengiriman bantuan kemanusiaan AS.