Riot Platforms Cuan Rp1,3 Triliun di Q3 2024

JAKARTA - Riot Platforms, perusahaan penambangan Bitcoin, mencatat pendapatan sebesar 84,8 juta Dolar AS (Rp1,3 triliun) pada kuartal ketiga tahun 2024. Pendapatan ini melonjak 65% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Melonjaknya penghasilan Riot dipicu oleh peningkatan kapasitas hash rate yang signifikan seiring dengan berkurangnya imbalan mining pasca peristiwa halving Bitcoin pada April 2024.

Dalam laporan terbaru, Riot mengungkapkan bahwa mereka berhasil memproduksi 1.104 Bitcoin sepanjang Q3 2024. Produksi ini tetap sebanding dengan jumlah yang dihasilkan pada periode yang sama tahun lalu, meskipun peristiwa halving telah menyebabkan pengurangan separuh imbalan blok. Hal ini dimungkinkan berkat peningkatan hash rate yang mencapai 28 EH/s, tumbuh 159% dari tahun ke tahun. Rata-rata biaya produksi per Bitcoin mencapai 35.376 Dolar AS (Rp557 juta), naik dibandingkan tahun lalu karena meningkatnya kesulitan jaringan dan menurunnya kredit daya yang diterima perusahaan.

Namun, meski mencatat pertumbuhan pendapatan yang impresif, Riot masih harus menghadapi kerugian bersih sebesar 154,4 juta Dolar AS (Rp2,4 triliun) pada kuartal ini, naik 92% dari kerugian bersih 80 juta Dolar AS (Rp1,2 triliun) di Q3 2023. Lonjakan kerugian ini disebabkan oleh berkurangnya kredit daya, kenaikan biaya operasi, serta biaya amortisasi dan depresiasi.

Baca juga:

- https://voi.id/teknologi/413862/riot-platforms-desak-perubahan-direksi-bitfarms-jelang-rapat-krusial-di-bulan-oktober

- https://voi.id/teknologi/410062/raksasa-penambangan-bitcoin-bitfarms-akuisisi-stronghold-digital-mining

- https://voi.id/teknologi/427353/tesla-masih-simpan-bitcoin-senilai-rp12-triliun

[/seea_also]

Dikutip dari Crypto Potato, CEO Riot, Jason Les, menyatakan bahwa perusahaan memiliki posisi keuangan yang solid dengan total aset likuid, termasuk kas dan Bitcoin yang dimiliki, senilai 1,3 miliar Dolar AS (Rp20,4 triliun). Mereka juga memegang 10.427 Bitcoin yang diperkirakan bernilai 750 juta Dolar AS (Rp11,8 triliun) pada akhir September 2024.

Les menambahkan bahwa meskipun ada tantangan, pihaknya tetap optimis. “Kami terus mencapai pertumbuhan signifikan meski ini merupakan kuartal pertama penuh setelah halving Bitcoin,” ujarnya. Riot sedang memperluas kapasitas di Texas dan Kentucky untuk mendukung target mencapai 100 EH/s dalam kapasitas penambangan mandiri.

Kendati demikian, Riot harus menyesuaikan proyeksi kapasitas hash rate. Sebelumnya, mereka memperkirakan bisa mencapai 36,3 EH/s pada akhir 2024, namun kini target tersebut direvisi menjadi 34,9 EH/s. Penurunan ini disebabkan oleh keterlambatan dalam pengembangan fasilitas baru di Kentucky yang diperkirakan baru bisa beroperasi penuh pada 2025.

Riot juga menurunkan ekspektasi kapasitas akhir tahun 2025 dari 56,6 EH/s menjadi 46,7 EH/s, dengan alasan keterlambatan pengembangan substation di fasilitas Corsicana. Meski demikian, perusahaan tetap berharap mencapai kapasitas hash rate total sebesar 65,7 EH/s saat fasilitas di Texas dan Kentucky sepenuhnya operasional pada 2026.