Naik 27 Persen, Surya Semesta Internusa Raih Pendapatan Rp3,86 Triliun di Kuartal III 2024

JAKARTA - PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) membukukan pendapatan sebesar Rp3,86 triliun di kuartal III 2024 atau naik 27 persen dari Rp 3,02 triliun pada kuartal III 2023. Peningkatan ini terutama didorong oleh pendapatan konstruksi sebesar Rp532,9 miliar, sedangkan pendapatan segmen properti dan perhotelan masing-masing sebesar Rp262,3 miliar dan Rp155 miliar.

VP of Investor Relations & Corporate Communications Surya Semesta Internusa, Erlin Budiman mengatakan, pendapatan yang meningkat membuat laba kotor perseroan menjadi Rp1,17 triliun di kuartal III 2024 atau naik 52,2 persen dari Rp771,7 miliar pada kuartal III 2023. Peningkatan laba kotor diperoleh dari laba kotor properti yang naik sebesar 138,6 persen (Rp221,1 miliar) dan peningkatan laba kotor perhotelan sebesar 27,1 persen Rp117,7 miliar).

Lalu, EBITDA perseroan juga meningkat 94, persen menjadi Rp 660 miliar pada kuartal III 2024, dari posisi Rp339,7 miliar per kuartal III 2023. EBITDA yang meningkat ini sebagai hasil dari peningkatan EBITDA properti sebesar 235,7 persen menjadi Rp196,7 miliar.

"Akibat ada peningkatan dari pendapatan dan EBITDA, membuat laba bersih konsolidasi perseroan menjadi Rp228,4 miliar per kuartal III 2024 dari rugi bersih sebesar Rp23,7 miliar di kuartal III 2023. Laba yang meningkat signifikan dari peningkatan net profit bisnis properti," kata dia dalam keterangan resminya, Senin 4 November.

Posisi kas perseroan sebesar Rp1,88 triliun per kuartal III 2024 atau menurun 49,1 persen dari Rp3,71 triliun pada kuartal I 2024. Sedangkan utang yang dikenakan bunga sebesar Rp831 miliar per kuartal III 2024, turun 59,6 persen dari Rp2,059 triliun pada kuartal I 2024, yang mengakibatkan rasio utang terhadap ekuitas sebesar 10,7 persen.

Adapun total asset perseroan menjadi Rp10,47 triliun per kuartal III-2024 atau turun dari posisi Rp11,45 triliun per kuartal I 2024. Total aset itu terdiri dari liabilitas sebesar Rp2,69 triliun, kepentingan non-pengendali sebesar Rp2,28 triliun, dan ekuitas sebesar Rp 5,49 triliun.