8 Jenis Tes Diagnostik yang Diperlukan untuk Pemeriksaan Penyakit
YOGYAKARTA – Jika Anda merasakan tidak nyaman atau rasa nyeri pada satu bagian tubuh, dokter akan mencari tahu penyebabnya. Sebelum mendiagnosis apa penyebab penyakit, dokter membutuhkan pemeriksaan diagnostik dengan sejumlah tes. Selain itu juga menanyakan gejala, riwayat, termasuk penyakit yang diderita, cedera, atau operasi sebelum merasakan keluhan tersebut. Pemeriksaan darah atau rontgen diperlukan di samping juga pemeriksaan diagnostik yang ada beberapa jenis berikut ini.
1. CT scan
Tes ini berupa pemindaian tomografi terkomputasi menggunakan sinar X dan komputer untuk menghasilkan gambar penampang tubuh. Selama tes, Anda diminta berbaring di meja. Gambar akan bergerak melalui perangkat pemindai besar, bentuknya seperti donat. Terkadang, dokter mungkin menyuntikkan larutan dalam pembuluh darah sebelum pemindaian. Ini membantu mempermudah melihat apa yang terjadi di dalam tubuh. Sebagian besar CT scan membutuhkan waktu 15 menit hingga satu jam.
2. MRI
Tes berupa pencitraan resonansi magnetik yang memberikan dokter gambaran jelas tentang organ dan struktur di dalam tubuh Anda. Tes ini menggunakan magnet besar, gelombang radio, dan komputer untuk membuat gambar. MRI membutuhkan waktu 15 menit hingga lebih dari satu jam, tergantung pada jumlah gambar yang dibutuhkan. Sama seperti CT scan, MRI juga membutuhkan suntikan bahan kontras untuk membantu gambar terlihat lebih jelas. Tetapi karena MRI menggunakan magnet, beberapa orang yang memiliki alat pacu jantung tidak boleh memakai tes ini.
3. Blok saraf
Tes ini dipakai untuk mendiagnosis penyebab nyeri yang dirasakan. Dokter akan menyuntikkan cairan penghilang rasa sakit ke lokasi saraf. Sebelum disuntikkan, memakai tes pencitraan untuk menemukan sumber saraf yang sakit. Respons terhadap suntikan ini dapat membantu mengetahui apa yang menyebabkan rasa sakit.
4. Diskografi
Diskografi adalah tes yang diperuntukkan bagi orang yang mempertimbangkan operasi mengatasi nyeri punggung dan leher. Dokter juga membutuhkan pemeriksaan diagnostik ini sebelum memutuskan perawatan atas keluhan pasien. Selama tes, pewarna disuntikkan ke dalam cakram yang diduga menyebabkan rasa sakit. Pewarna tersebut menguraikan area yang rusak pada sinar-X.
5. Myelogram
Myelogram dilakukan untuk tes nyeri punggung dan leher. Tes ini membantu mengidentifikasi kompresi saraf yang disebabkan fraktur atau herniasi diskus.
6. EMG (Electromyogram)
Electromyogram memungkinkan dokter untuk memeriksa aktivitas otot. Dokter Anda memasukkan jarum halus ke dalam otot Anda untuk mengukur responsnya terhadap sinyal listrik.
Baca juga:
7. Pemindaian tulang
Ini membantu mendiagnosis dan melacak infeksi, fraktur, atau gangguan lain di tulang. Melansir WebMD, Jumat, 1 November, dokter menyuntikkan sejumlah kecil bahan radioaktif ke dalam aliran darah Anda. Bahan tersebut akan terkumpul di tulang, terutama di area yang tidak normal. Komputer kemudian dapat mengidentifikasi area spesifik tersebut.
8. Pencitraan ultrasonografi
Pemindaian ultrasonografi atau sonografi menggunakan gelombang suara frekuensi tinggi untuk mendapatkan gambar bagian dalam tubuh. Gema gelombang suara direkam dan ditampilkan sebagai gambar waktu nyata.
Itulah kedelapan jenis tes yang diperlukan untuk mendiagnosis penyakit. Sebelum menentukan tes, seperti yang telah dijelaskan di atas, dokter akan menanyakan gejala serta riwayat kesehatan Anda sebelumnya. Kemudian membutuhkan tes diagnostik ini untuk menentukan penyebab dan jenis perawatan yang diperlukan untuk penyakit yang dialami.