Fenomena Tren 6B di Korea Selatan, Para Perempuan Ogah Interaksi dengan Laki-laki

JAKARTA - Belakangan ini, gerakan 6B di Korea Selatan berhasil mencuri perhatian dunia. Beberapa waktu belakangan ini, warga Korea Selatan dikejutkan dengan gerakan 6B yang diramaikan sejumlah perempuan Korea Selatan. Gerakan ini mengaitkan ketidakinginan perempuan untuk berinteraksi dengan laki-laki.

Dilansir VOI dari laman The Independent pada Jumat, 1 November 2024, awalnya muncul gerakan 4B pada perempuan pada tahun 2019 lalu. 4B tersebut adalah Bihon (tidak menikah), Bichulsan (tidak melahirkan), Biyeonae (tidak berkencan), dan Bisekseu (tidak melakukan hubungan seks).

Lima tahun kemudian, gerakan ini berhasil menarik perhatian luas di media sosial. Kini, tren tersebut meningkat menjadi fenomena '6B' dengan menambahkan prinsip perempuan benar-benar menolak hubungan dengan pria. 6B fokus pada terputusnya komunikasi dan interaksi perempuan dengan laki-laki.

Gerakan ini sebagai simbol perlawanan terhadap kekerasan dan ketidakadilan yang sering dialami perempuan. Selain itu, gerakan ini juga bagian bentuk penegasan identitas dan pilihan hidup modern.

Gerakan ini dianggap menjadi aksi balas dendam atas banyak insiden pembunuhan wanita, hingga kejahatan seks melalui daring. Para perempuan di Korea Selatan juga geram melihat para pelaku yang tidak mendapatkan hukuman yang setimpal.

Berdasarkan laporan media lokal Korsel KBS, pada tahun 2023 tercatat 1 wanita meninggal setiap 4 hari, karena dibunuh oleh orang tak dikenal. Dalam hampir 3 hari, satu wanita mengalami kekerasan alam hubungan intim dengan pasangan.

Sejumlah tokoh seperti YouTuber Jung Se-young dan Baeck Ha-na yang kerap mempromosikan gaya hidup ini lewat kanal mereka, SOLOdarity telah menyuarakan pernikahan adalah akar dari budaya patriarki yang membatasi wanita.

Mereka juga mendorong para perempuan agar menolak tugas-tugas feminim yang dianggap kewajiban, yaitu menikah dan merawat anak-anak.

Para wanita yang menjalani gerakan 6B melakukan hal ini bukan hanya menolak peran tradisional, melainkan menegaskan hak untuk hidup sesuai pilihan, tanpa tekanan.

Banyak warganet Korea Selatan yang memberikan dukungan gerakan 6B. Mereka menganggap ini langkah maju kebebasan dari norma sosial yang menekan. Tetapi, Pemerintah dan Pemerintah khawatir dengan dampak angka kelahiran yang menurun drastis.

Statistik menunjukkan populasi Korea Selatan bisa menurun sampai 36,22 juta pada tahun 2072 dengan usia rata-rata meningkat tajam. Dibandingan tahun lalu berjumlah masih banyak sekitar 51,73 juta.