Menlu Jepang Sebut Pengiriman Pasukan Korea Utara Memperburuk Situasi di Ukraina
JAKARTA - Menteri Luar Negeri Jepang Takeshi Iwaya pada hari Kamis menyatakan kekhawatirannya, keterlibatan pasukan Korea Utara dalam perang Rusia-Ukraina dapat mengancam stabilitas global.
Dalam pertemuan dengan media Menlu Iwaya mengatakan, Jepang perlu bekerja sama dengan komunitas global agar situasi di Ukraina tidak semakin memburuk.
"Jika Korea Utara ikut serta dalam pertempuran, situasi di Ukraina hanya akan memburuk, yang akan semakin mengganggu stabilitas komunitas internasional," kata Menlu Iwaya, melansir Kyodo News 31 Oktober.
Korea Utara baru-baru ini dituduh oleh Korea Selatan, Amerika Serikat dan Ukraina mengirim tentara ke Rusia untuk mendukung invasinya ke negara tetangganya, di tengah kekhawatiran Pyongyang dapat menerima teknologi militer dari Moskow sebagai balasannya.
Menlu Iwaya juga menyatakan harapannya untuk mengunjungi Tiongkok dalam waktu dekat untuk bertemu dengan diplomat tertinggi Beijing, Wang Yi, karena kedua kekuatan Asia itu harus menyelesaikan "berbagai masalah yang menjadi perhatian dan tantangan" di antara mereka "melalui dialog."
"Jepang dan Tiongkok sama-sama bertanggung jawab besar atas perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran kawasan," katanya, seraya menambahkan Tokyo akan terus mempromosikan hubungan bilateral yang "saling menguntungkan" berdasarkan kepentingan strategis bersama.
Diketahui, ketegangan diplomatik antara Tokyo dan Beijing kembali meningkat akibat pelanggaran pertama oleh pesawat militer Tiongkok di wilayah udara Jepang pada Bulan Agustus, serta penusukan fatal murid sekolah asal sekolah Jepang oleh seorang pria Tiongkok di Shenzhen pada Bulan September.
Menlu Iwaya mengatakan, Tokyo akan terus "mengatakan apa yang perlu dikatakan" kepada Beijing, menggarisbawahi pemerintah telah menyampaikan kekhawatiran serius kepada Tiongkok atas meningkatnya aktivitas militernya, meminta Negeri Tirai Bambu untuk mengambil tindakan yang memadai guna memastikan keselamatan warga negara Jepang yang tinggal di negara tetangga.