Arab Saudi Gelar Pertemuan Aliansi Bahas Realisasi Negara Palestina
JAKARTA - Arab Saudi menjadi tuan rumah pertemuan tingkat tinggi di Riyadh, yang diharapkan bakal mengarah pada langkah-langkah yang menetapkan batas waktu untuk realisasi negara Palestina merdeka dan berakhirnya pendudukan oleh Israel.
Pertemuan tersebut akan diselenggarakan oleh aliansi global untuk implementasi solusi dua negara, kelompok negara-negara Arab dan Eropa yang dibentuk oleh Arab Saudi bulan lalu.
Pertemuan Rabu, 30 Oktober akan menjadi pertemuan pertama yang diadakan oleh aliansi tersebut.
Arab Saudi sebelumnya mengumumkan pembentukan aliansi internasional yang bertujuan untuk mendirikan negara Palestina dan menerapkan solusi dua negara.
“Atas nama negara-negara Arab dan Islam, bersama dengan mitra Eropa kami, kami mengumumkan peluncuran Aliansi Internasional untuk Menerapkan Solusi Dua Negara," kata Menteri Luar Negeri Arab Saudi Faisal bin Farhan
Ketika berbicara di sela-sela rangkaian sidang Majelis Umum PBB di New York mengenai masalah Palestina dan upaya perdamaian, Menlu Faisal tidak memperinci mengenai aliansi tersebut.
Faisal mengecam krisis kemanusiaan dahsyat yang disebabkan oleh perang di Gaza serta pelanggaran berat yang dilakukan pasukan pendudukan Israel di Tepi Barat, kata kantor berita Saudi Press Agency (SPA).
Baca juga:
- Israel Siapkan Serangan, Warga Baalbek Lebanon Bergelombang Mengungsi Cari Perlindungan
- Siapkan Serangan, Israel Keluarkan Perintah Evakuasi Warga di Baalbek Lebanon
- Di tengah Sorotan Pengerahan Pasukan, Menlu Korea Utara Kunjungi Moskow Bertemu Menlu Rusia
- UNRWA Minta Negara Anggota PBB Turun Tangan Usai Israel Keluarkan Larangan Beroperasi
Dia menggambarkan tindakan-tindakan Israel sebagai bagian dari kebijakan pendudukan dan ekstremisme kekerasan yang lebih luas.
“Hak untuk membela diri tidak bisa membenarkan pembunuhan puluhan ribu warga sipil, penghancuran sistematis, pemindahan paksa, penggunaan kelaparan sebagai senjata perang, hasutan kebencian, dehumanisasi," ucapnya.
"... atau penggunaan penyiksaan sistematis, termasuk kekerasan seksual dan kejahatan lain yang terdokumentasi menurut laporan PBB,” katanya.
Terkait peningkatan kekerasan di wilayah tersebut, termasuk serangan Israel yang terus berlanjut di Lebanon, Faisal memperingatkan soal potensi konflik yang lebih luas.