Ekonom Imbau Bahan Baku Program Makan Bergizi Gratis Tidak dari Impor
JAKARTA - Ekonom Bright Institute Awalil Rizky berpendapat program makan bergizi gratis (MBG) yang bakal digarap oleh pemerintahan Presiden Prabowo Subianto memiliki potensi ekonomi yang besar.
“Program ini sebenarnya bisa menjadi sangat bagus kalau benar-benar direncanakan dengan baik, diujicobakan dengan baik,” kata Awalil dalam webinar di Jakarta, dikutip dari Antara, Rabu 30 Oktober.
Menurut dia, program MBG akan memengaruhi perputaran uang secara nasional. Jika anggaran Rp71 triliun dari program ini mampu memicu perputaran uang yang panjang, maka bisa berkontribusi nyata pada pertumbuhan.
Misalnya, jika uang tersebut digunakan untuk membeli bahan-bahan lokal, seperti beras dan susu, dari wilayah setempat, maka dampaknya akan lebih terasa.
Untuk itu, ia mengimbau agar Prabowo tidak mengimpor bahan-bahan baku untuk program MBG. Jika bahan baku diimpor, kontribusi terhadap pertumbuhan akan berkurang.
Pernyataan itu sejalan dengan Kepala Badan Gizi Nasional Dadan Hindayana. Dadan menyebut anggaran MBG akan digunakan untuk membeli bahan baku menu makanan dari produk pertanian, yang berarti memicu peredaran uang dalam jumlah besar di masyarakat.
Sementara itu, berbagai kementerian terkait menyatakan siap mendukung program MBG.
Kementerian Pertanian (Kementan) menyiapkan program khusus untuk mendukung keberhasilan MBG, yaitu melalui program pekarangan pangan bergizi serta program peningkatan produksi susu dan daging.
BACA JUGA:
Mentan menjelaskan bahwa makan bergizi gratis dapat disokong mulai dari tingkat rumah tangga melalui program pekarangan pangan bergizi. Artinya, setiap rumah dapat menyuplai kebutuhan gizi, seperti karbohidrat, protein, vitamin, dan lainnya dari tanaman yang dibudidayakan sendiri.
Sedangkan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Badan Pengendalian dan Pengawasan Mutu Hasil Kelautan dan Perikanan menjaga mutu ikan-ikan untuk program MBG.