12 Tahun Banda Neira: Lahir, Menjadi Besar, Bubar, dan Terlahir Kembali

JAKARTA - Banda Neira, kembali dengan single baru yang berjudul “Tak Apa Akui Lelah”. Ini merupakan single pertama dari duo asal Bandung yang menyatakan diri bubar di akhir tahun 2016 lalu.

Ananda Badudu (gitar, vokal) yang sebelumnya identik sebagai rekan duet Rara Sekar (vokal), kini memilih berpasangan dengan Sasha untuk memulai perjalanan baru Banda Neira.

Nama ‘Banda Neira’ sendiri diambil dari nama pulau bersejarah nan indah di Kepulauan Maluku. Serupa dengan namanya, duo ini dikenal penikmat musik Tanah Air lewat lirik yang menampilkan keindahan Bahasa Indonesia.

Tidak hanya itu, musik Banda Neira yang bertumpu pada keindahan harmoni dan ritmis yang bertumpu pada permainan gitar Ananda Badudu. Belum lagi, pembagian suara antara Ananda dan Rara yang saling mengisi.

Dengan kata lain, lagu-lagu Banda Neira merupakan gambaran dari keindahan musik itu sendiri.

Banda Neira lahir dari event musik kecil di Bandung. Kemudian, Ananda dan Rara merilis album mini “Di Paruh Waktu” pada tahun 2012. Terdapat empat lagu di dalamnya, yaitu “Di Atas Kapal Kertas”, “Ke Entah Berantah”, “Esok Pasti Jumpa (Kau Keluhkan)”, serta musikalisasi puisi “Rindu” karya Subagio Sastrowardoyo.

Setahun berselang, Banda Neira merilis album studio pertama yang diberi tajuk “Berjalan Lebih Jauh”. Lewat album ini, Ananda dan Rara semakin dikenal, lagunya dinikmati kalangan muda, terutama dari kalangan mahasiswa.

Di awal tahun 2016, Banda Neira merilis album studio kedua dengan tajuk “Yang Patah Tumbuh, Yang Hilang Berganti”. Album yang direkam di Bali dan Yogyakarta ini memperlihatkan keindahan musik Ananda Badudu dan Rara Sekar ke tingkat yang lain.

“Sampai Jadi Debu” yang menampilkan Gardika Gigih (piano), jadi lagu terbaik yang pernah dihasilkan Banda Neira. Sampai saat ini, lagu tersebut jadi yang paling banyak didengar di Spotify.

Lagu “Sampai Jadi Debu” mendobrak pemahaman musik yang ‘terdigitalisasi’. Ketika banyak musisi mereduksi durasi lagunya, Banda Neira dan Gardika Gigih hadir dengan lagu berdurasi 6 menit 48 detik yang sama sekali tidak membosankan.

“Sampai Jadi Debu” adalah karya gemilang dari musisi Indonesia yang ‘rendah diri’. Menampilkan komposisi musik yang hadir secara utuh dengan dinamika yang tertata rapih dan harmoni yang sesuai dengan takarannya.

Namun sayangnya, tidak lama setelah Banda Neira menghasilkan karya terbaiknya, Ananda Badudu dan Rara Sekar memutuskan bubar. Mereka memilih jalannya masing-masing, dengan pertanyaan besar yang masih menjadi misteri sampai saat ini.

Rara Sekar beberapa kali hadir dengan proyek musik lain, termasuk proyek musik solonya dengan nama Hara. Sementara, Ananda Badudu membentuk grup baru dengan nama Sauh.

Dalam beberapa panggung musik, Ananda Badudu juga tampil membawakan lagu-lagu Banda Neira. Dalam gelaran Pestapora 2023, Monita Tahalea tampil menggantikan posisi Rara Sekar.

Setelah penampilan nostalgia itu, Ananda Badudu menyatakan kepada pendengar Banda Neira bahwa reuni dengan Rara Sekar tidak akan terjadi.

“Saya tak mau memberi pesan ambigu dan harapan yang menggantung pada khalayak, jadi lebih baik saya nyatakan dengan pasti, bahwa sampai kapanpun, reuni antara saya dengan Rara di bawah nama Banda Neira tidak akan terjadi,” tulis Ananda Badudu dalam unggahan Instagram.

“Tapi Rara mendukung ke manapun Banda Neira hendak dibawa di masa mendatang,” sambungnya.

Kini, Banda Neira terlahir kembali dengan single dan formasi baru. Tidak adil rasanya membandingkan empat tahun kebersamaan Ananda Badudu dan Rara Sekar dengan perjalanan baru bersama Sasha.

Mari menikmati Banda Neira ‘yang baru’ bersama Ananda Badudu dan Sasha.