Kenali Beda Satire dan Sarkas sebagai Ungkapan Sindiran atau Kritikan

YOGYAKARTA - Badan Eksekutif Mahasiswa Fisip Unair dibekukan buntut karangan bunga berisi pesan satire untuk Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming. BEM tersebut menyampaikan ucapan selamat namun dengan nada bergaya satire. Apa beda sarkas dan satire? 

Satire adalah ungkapan atau gaya bahasa untuk menyampaikan sindiran terhadap suatu hal atau pihak. Gaya bahasa ini menggunakan ironi atau parodi untuk menyindir dengan ungkapan yang lebih halus. Satire kerap disamakan dengan sarkas karena sama-sama bertujuan untuk menyindir, mengkritik, atau mengejek suatu hal. 

Satire dan sarkas sering ditemui dalam komunikasi atau penggunaan bahasa sehari-hari. Meski sama-sama sebagai gaya bahasa yang digunakan untuk sindiran atau kritikan, namun keduanya memiliki perbedaan yang signifikan. Sangat penting untuk mengetahui beda sarkas dan satire serta tujuan penggunaannya.

Apa Itu Sarkas

Di sisi lain, sarkas adalah gaya bahasa yang cenderung lebih tajam dan pedas dalam penyampaiannya. Tujuan utama sarkas adalah untuk menyinggung atau menyakiti dengan kata-kata yang terlihat sinis atau mengejek secara langsung. 

Berbeda dari satire, sarkas tidak selalu dibungkus dengan humor. Bahkan sarkas sering kali disampaikan dengan ekspresi serius, sehingga audiens merasakan ketidaksukaan atau kemarahan dari penyampaiannya.

Sarkas sering ditemukan dalam percakapan sehari-hari, terutama saat seseorang merasa jengkel atau kecewa dan ingin meluapkan perasaan tersebut melalui kata-kata. Contoh kalimat sarkas misalnya, “Wah, hebat ya datang terlambat setiap hari,” yang sebenarnya bermaksud mengejek seseorang yang sering tidak tepat waktu.

Apa Itu Satire?

Satire adalah sebuah gaya bahasa yang digunakan untuk mengkritik atau menyindir suatu fenomena sosial, politik, atau budaya dengan cara yang humoris dan seringkali halus. Satire tidak hanya digunakan untuk menyerang atau mengejek. 

Tujuan utamanya dari ungkapan satire adalah membuka pikiran masyarakat agar lebih memahami atau mempertimbangkan suatu isu dengan cara yang menghibur. Misalnya satire dalam konten di media sosial atau tulisan sering kali mengangkat isu-isu yang relevan di masyarakat namun disajikan dengan gaya humor yang cerdas.

Satire banyak ditemukan dalam karya sastra, film, atau pertunjukan komedi. Penulis atau pembuat satire seringkali memperbesar sisi lucu atau ironi dari sebuah fenomena sehingga audiens bisa menertawakan hal yang sebenarnya serius. 

Dalam sejarahnya, satire digunakan sebagai alat untuk melawan ketidakadilan. Misalnya penggunaan ungkapan satire melalui karya-karya yang menyindir ketimpangan sosial atau kebijakan pemerintah yang kontroversial.

Perbedaan Sarkas dan Satire 

Meski gaya bahasa satire dan sarkas memiliki perbedaan yang jelas, namun sebagian orang masih kesulitan membedakan keduanya. Supaya tidak salah paham dalam memaknai suatu pesan atau kalimat, kenali beberapa beda sarkas dan satire berikut ini. 

Ciri-Ciri Sarkas

Berikut ini ciri-ciri dari penggunaan atau bentuk gaya bahasa sarkas yang perlu Anda tahu:

  • Kata-Kata Tajam dan Sinis

    Sarkas sangat mencolok dengan pilihan kata yang tajam dan bernada pedas. Biasanya, sarkas menyindir seseorang atau sesuatu dengan cara yang langsung dan menusuk.

  • Bertujuan untuk Menyinggung atau Menyakiti

    Tujuan sarkas bukan untuk membuat orang tertawa atau berpikir, melainkan untuk menunjukkan ketidaksukaan atau kemarahan kepada objek yang disindir.

  • Tidak Mengandung Humor

    Meskipun beberapa orang mungkin menganggap sarkas sebagai cara yang lucu untuk mengekspresikan ketidaksukaan, sarkas sering kali tidak dimaksudkan untuk menghibur atau memancing tawa.

  • Cenderung Berfokus pada Individu

    Sarkas lebih sering diarahkan kepada individu atau kelompok tertentu dengan maksud untuk menyinggung perasaan mereka secara langsung.

Ciri-Ciri Satire

Berikut ini ciri-ciri dari penulisan atau bentuk gaya bahasa satire yang perlu Anda tahu :

  • Menyelipkan Humor atau Ironi

    Satire cenderung menggunakan humor untuk menyampaikan pesan kritis, sehingga dapat diterima dengan lebih ringan oleh audiens.

  • Bersifat Tidak Langsung

    Satire biasanya tidak mengkritik atau mengejek secara langsung; justru seringkali menggunakan contoh yang berlebihan atau analogi untuk menunjukkan kekurangan suatu fenomena.

  • Berfokus pada Isu yang Lebih Luas

    Satire lebih sering mengkritik isu sosial atau budaya daripada menyerang individu secara langsung. Fokus satire adalah menggambarkan kekonyolan dari suatu fenomena yang dianggap serius oleh masyarakat.

  • Bertujuan Mendorong Perubahan Sosial

    Satire berfungsi sebagai kritik konstruktif, yang bertujuan untuk membuka kesadaran masyarakat terhadap hal-hal yang perlu diperbaiki.

Demikianlah ulasan mengenai perbedaan satire dan sarkas serta ciri-cirinya yang perlu Anda tahu. Meski sama-sama gaya bahasa untuk mengungkapkan kritikan atau sindiran, namun keduanya memiliki perbedaan dari bentuk kalimat atau pesan yang disampaikan. Baca juga contoh majas simile, gaya bahasa perbandingan untuk pujian maupun sindiran.

Ikuti terus berita terkini dalam negeri dan luar negeri lainnya di VOI. Kami menghadirkan info terbaru dan terupdate nasional maupun internasional.