Korea Utara Respons Kabar Bala Bantuan Pasukannya ke Rusia, Tegaskan Sejalan Hukum Internasional

JAKARTA - Korea Utara merespons kabar negaranya mengirim pasukannya guna membantu Rusia dalam perang di Ukraina. Korut hanya berbicara soal tindaknnya sejalan dengan hukum internasional, tapi mengkonfirmasi pengerahan pasukan tersebut memang benar adanya.

Dalam pernyataan yang dilansir kantor berita Korea Utara KCNA, Wakil Menteri Luar Negeri Kim Jong Gyu mengatakan kementerian luar negeri tidak terlibat langsung dalam urusan yang ditangani kementerian pertahanan dan tidak akan berkomentar langsung mengenai pengerahan apa pun.

"Jika ada hal yang dibicarakan media dunia, saya kira itu merupakan tindakan yang sesuai dengan peraturan hukum internasional,” katanya dilansir Reuters, Jumat, 25 Oktober.

Korea Utara dan Rusia telah mengembangkan hubungan yang lebih erat sejak perang dimulai, termasuk menandatangani pakta pertahanan bersama yang baru. Ukraina dan negara-negara Barat sebelumnya menuduh Korea Utara memasok senjata ke Rusia, namun dibantah oleh Pyongyang dan Moskow.

Ukraina, Amerika Serikat dan sekutu Barat lainnya mengatakan mereka memiliki bukti Pyongyang telah mengirimkan ribuan tentara ke Rusia untuk kemungkinan ditempatkan melawan Ukraina.

Sebelumnya, baik Pyongyang maupun Kremlin membantah laporan tersebut dan menganggapnya sebagai rumor yang tidak berdasar.

Namun ketika ditanya tentang laporan tersebut pada Kamis, Presiden Rusia Vladimir Putin tidak membantahnya.

Ukraina mengatakan partisipasi Korea Utara dalam perang tersebut, yang dimulai dengan invasi besar-besaran Rusia ke Ukraina pada Februari 2022, dapat dianggap sebagai kejahatan agresi berdasarkan hukum internasional.

Putin mengatakan pada Kamis ‘kewenangan’Moskow dan Pyongyang melakukan perjanjian pertahanan bersama, dan menuduh Barat meningkatkan perang di Ukraina.

Intelijen militer Ukraina mengatakan pada hari Kamis bahwa sekitar 12.000 tentara Korea Utara, termasuk 500 perwira dan tiga jenderal, sudah berada di Rusia, dan pelatihan sedang berlangsung di lima pangkalan militer.