Badan Bantuan PBB Sebut Israel Menghalangi Bantuan Kemanusiaan Mencapai Gaza Utara
JAKARTA - Kepala badan pengungsi Palestina PBB UNRWA mengatakan pada Hari Senin, otoritas Israel masih menghalangi misi kemanusiaan mencapai wilayah Gaza utara dengan pasokan penting termasuk obat-obatan dan makanan untuk orang-orang yang terkepung.
Rumah sakit telah terkena serangan dan tidak memiliki aliran listrik sementara orang-orang yang terluka tidak mendapatkan perawatan, kata Philippe Lazzarini di X.
"Tempat penampungan yang tersisa di UNRWA sangat penuh sesak, beberapa orang yang mengungsi sekarang terpaksa tinggal di toilet. Menurut laporan, orang-orang yang mencoba melarikan diri terbunuh, jasad mereka ditinggalkan di jalan. Misi untuk menyelamatkan orang-orang dari bawah reruntuhan juga ditolak," tulisnya, dilansir dari Reuters 22 Oktober
Sementara itu, tidak ada komentar langsung dari Israel mengenai pernyataan UNRWA.
Sebelumnya, Israel mengatakan mereka mengirimkan pasokan kemanusiaan dalam jumlah besar ke Gaza melalui pengiriman darat, termasuk satu pengiriman pada Hari Senin pagi, dan pengiriman melalui udara.
Mereka juga mengatakan telah memfasilitasi evakuasi pasien dari Rumah Sakit Kamal Adwan.
"Badan-badan kemanusiaan termasuk UNRWA harus mendapatkan akses ke Gaza utara. Menolak & menjadikan bantuan kemanusiaan sebagai senjata untuk mencapai tujuan militer adalah tanda betapa rendahnya moral," kata Lazzarini.
Ia mengatakan, bantuan harus menjangkau semua orang yang membutuhkan di daerah kantong Palestina, termasuk anak-anak dan sandera Israel yang ditawan oleh militan Hamas.
"Gencatan senjata adalah awal dari berakhirnya mimpi buruk yang tak berujung ini," tambahnya.
Baca juga:
- Petugas UNRWA Sebut Israel Menolak Permintaan Mendesak untuk Mengevakuasi Warga di Reruntuhan Gaza
- Menhan Amerika Serikat Sebut Sistem Pertahanan Rudal THAAD Sudah Berada di Israel
- Protes Soal Pasukan Korea Utara, Korea Selatan Panggil Duta Besar Rusia
- Kabinet Israel Bahas Kemungkinan Ide-ide Baru Soal Kesepakatan Sandera, Jasad Mendiang Yahya Sinwar Disebut-sebut
Israel memulai serangan militer besar-besaran di Gaza utara, terutama di dalam Jabalia, kamp terbesar dari delapan kamp bersejarah di daerah kantong itu, lebih dari dua minggu lalu, dengan tujuan yang dinyatakan untuk mencegah para pejuang Hamas berkumpul kembali.