Kejadian Langka, Peneliti Inggris Temukan Pria Berusia 78 Tahun yang Punya Tiga Penis

JAKARTA - Dokter di Inggris sangat terkejut usai menemukan seorang pria yang memiliki kondisi tak biasa dan langka. Pria asal Inggris tersebut memiliki tiga penis.

Namun, pria itu kemungkinan menjalani seluruh hidupnya tanpa mengetahui bahwa ia memiliki anatomi yang langka. Sebab, alat kelaminnya terlihat benar-benar normal.

Tiga penis adalah kondisi yang sangat langka dan dikenal sebagai triphallia. Kasus pertama pada manusia tercatat hanya empat tahun yang lalu pada seorang anak laki-laki berusia tiga bulan dari Irak.

Dilansir dari laman Wion News, penemuan ini telah dipublikasikan di Journal of Medical Case Reports. Ini hanya kasus triphallia kedua yang telah didokumentasikan pada manusia dan pertama pada pria dewasa.

Pria yang meninggal itu berusia 78 tahun, berkulit putih, tingginya sekitar 182 cm dan memiliki penis yang terlihat sangat normal. Ketika para peneliti membedah mayatnya, mereka terkejut menemukan dua penis berbeda di dalamnya.

Mereka terus memeriksa organ lebih lanjut dan menemukan uretra mengalir melalui penis primer dan sekundernya. Penis kedua lebih kecil tetapi memiliki ketiga jaringan utama penis, yakni corpus cavernosum, corpus spongiosum, dan kelenjar (kepala).

Penis ketiga terletak di belakang penis kedua, tetapi tidak terhubung ke uretra dan tak memiliki corpus spongiosum. Penis utamanya berukuran sekitar tiga inci, sementara dua lainnya sekitar 1,5 inci.

"Laporan kasus ini, berdasarkan tinjauan literatur yang ekstensif, menggambarkan penemuan tak terduga selama diseksi kadaverik dari kasus triphallia manusia yang kedua dilaporkan, secara morfologis jelas berbeda dari kasus sebelumnya." kata peneliti yang disebutkan dalam laporan.

Alasan mengapa pria tersebut memiliki 3 penis

Catatan medis menyatakan bahwa orang-orang dengan organ tambahan dapat bertahan hidup dan menjalani hidup secara normal. Penis ekstra diyakini disebabkan oleh mutasi genetik.

Penis berkembang dari jaringan yang dikenal sebagai tuberkel genital. Dalam kasus ini, mutasi genetik kemungkinan menyebabkan triplikasi tuberkel genitalnya.

Mereka menyatakan analisis menunjukkan uretranya pertama kali berkembang dari penis sekunder. Tetapi ketika penis kedua tidak berkembang sepenuhnya, uretra bergeser ke arah penis utamanya.

Identitas pria itu atau riwayat medisnya tak diketahui oleh para peneliti, karena undang-undang autopsi setempat.