Bahaya Bulu Kucing bagi Manusia, Mulai dari Alergi hingga Kemandulan

YOGYAKARTA - Apakah Anda pecinta kucing? Pasti seringkali merasa gemas ingin terus-menerus membelai bulu kucing kesayangan bukan? Namun, tahukah Anda bahwa terdapat bahaya bulu kucing yang menyimpan berbagai risiko bagi kesehatan.

Meskipun kucing memberikan kehangatan dan kebahagiaan, kita perlu waspada terhadap potensi bahaya yang dapat ditimbulkannya. Mari kita bahas lebih lanjut mengenai bahaya yang seringkali terlewatkan dari bulu kucing.

Bahaya Bulu Kucing

  • Alergi

Dilansir dari laman Aicare, reaksi alergi yang dipicu oleh bulu hewan dapat menyebabkan berbagai gangguan pada saluran pernapasan. Saluran udara menjadi sempit dan meradang, sehingga udara sulit mengalir dengan lancar.

Akibat peradangan saluran pernapasan, yang dirasakan bagi penderita seperti sering mengalami gejala seperti sesak napas, batuk-batuk, dan bersin-bersin yang terus-menerus.

Sebelum melanjutkan, baca juga artikel yang membahas Cara Menghilangkan Bau Kencing Kucing di Kasur: Begini Langkah Efektif dan Mudahnya

  • Menularkan Kutu

Menurut Harvard Health, kucing yang kita sayangi ternyata dapat menjadi perantara penularan berbagai penyakit. Kutu yang sering bersarang di bulu kucing dapat menyebabkan penyakit Lyme, ehrlichiosis, dan babesiosis pada manusia.

Gejala penyakit Lyme meliputi ruam kulit berbentuk lingkaran, sementara ehrlichiosis ditandai dengan demam tinggi dan sakit kepala. Kebiasaan berbagi tempat tidur dengan kucing dapat meningkatkan risiko penularan penyakit ini.

  • Penyebab Kemandulan?

Mitos seputar kucing sebagai penyebab utama toksoplasmosis yang dapat menyebabkan kemandulan masih beredar luas di masyarakat. Banyak yang percaya bahwa bulu kucing adalah sumber utama penularan penyakit ini.

Mitos seputar kucing sebagai penyebab utama kemandulan (freepik)

Padahal, anggapan tersebut telah diklarifikasi oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika sebagai informasi yang tidak akurat.

Toksoplasmosis memang merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit Toxoplasma gondii dan dapat menular dari hewan ke manusia. Namun, kucing hanya menjadi salah satu vektor penularan.

Namun perlu diketahui, kotoran kucing yang terinfeksi lah yang menjadi sumber utama penularan, bukan bulunya.

  • Asma

Bagi penderita asma, paparan bulu dan serpihan kulit kucing dapat memperburuk gejala, dan menyebabkan kesulitan bernapas.

Dalam kasus yang parah, hal ini dapat memerlukan perhatian medis, tetapi bukan bulu itu sendiri yang mematikan; melainkan reaksi alergi atau serangan asma yang dapat dipicu olehnya.

  • Apakah berbahaya jika bulu kucing tertelan manusia?

Salah satu mitos yang paling banyak diyakini adalah bahwa menghirup atau menelan bulu kucing dapat berakibat fatal. Keyakinan ini kemungkinan berasal dari kekhawatiran tentang alergen dan kebersihan.

Meskipun bulu kucing itu sendiri tidak berbahaya, namun tetap ada pertimbangan kesehatan terkait yang perlu diperhatikan.

Menelan bulu kucing umumnya tidak berbahaya karena sistem pencernaan dapat memproses sejumlah kecil bulu tanpa masalah.

  • Masalah Kebersihan

Penting untuk menjaga kebersihan yang baik saat menangani kucing. Bulu kucing dapat membawa kotoran, bakteri, dan parasit seperti kutu atau kutu. Perawatan rutin dan pembersihan dapat mengurangi risiko ini.

Dengan demikian, secara umum, bulu kucing itu sendiri tidak mematikan. Risiko utama yang terkait dengan bulu kucing adalah alergi dan asma, yang dapat dikelola secara efektif dengan perawatan dan tindakan pencegahan yang tepat.

Untuk itu, dengan memahami perbedaan antara mitos dan kenyataan dapat membantu Anda menerima kehadiran teman kucing Anda tanpa kekhawatiran yang berlebihan

Selain bahaya bulu kucing, ikuti artikel-artikel menarik lainnya juga ya. Ingin tahu informasi menarik lainnya? Jangan ketinggalan, pantau terus kabar terupdate dari VOI dan follow semua akun sosial medianya!