Kabinet Gemuk Prabowo Diprediksi buat APBN Bengkak Rp1,95 Triliun

JAKARTA – Dalam persiapan membentuk kabinet pemerintahan yang baru, Presiden terpilih Prabowo Subianto telah memanggil sejumlah calon menteri, wakil menteri, dan kepala badan untuk mengisi posisi strategis dalam pemerintahan mendatang.

Peneliti Center of Economic and Law Studies (Celios), Galau D. Muhammad mengatakan bahwa pembagian jabatan ini tidak hanya menimbulkan kekecewaan secara moral, tetapi juga berpotensi menciptakan pemborosan anggaran yang signifikan.

“Semakin banyaknya wakil menteri yang diangkat berarti akan meningkatkan belanja negara, termasuk gaji para staf pendukung, pengadaan mobil dinas, fasilitas kantor, hingga pembayaran gaji pensiun bagi menteri dan wakil menteri tersebut,” ujarnya dalam keterangannya, Kamis, 17 Oktober.

Menurutnya semua tanggungan ini semakin memperparah kerentanan fiskal akibat jatuh tempo hutang dan turunnya penerimaan pajak.

Analisa Celios menunjukkan adanya potensi pembengkakan anggaran hingga Rp1,95 triliun selama 5 tahun ke depan akibat koalisi gemuk. Angka ini belum termasuk beban belanja barang yang timbul akibat pembangunan fasilitas kantor/gedung lembaga baru.

Peneliti Celios Achmad Hanif Imaduddin menyampaikan bahwa kerugian yang dihadapi negara akibat fenomena ini tidak hanya sebatas pada pemborosan fiskal tetapi juga memperlebar angka ketimpangan.

“Meskipun gaji menteri relatif kecil dibandingkan jabatan lain, posisi ini dapat membawa dampak ekonomi yang luas, seperti kenaikan nilai saham perusahaan yang dimiliki oleh menteri yang dapat dilihat sebagai manfaat dari akses kekuasaan,” terangnya.

Hanif menilai fenomena ini dapat menciptakan ketimpangan baru di masyarakat karena pejabat-pejabat tersebut mendapatkan keuntungan ganda dari posisi kekuasaannya.

Mengacu pada estimasi perhitungan Celios, pihaknya mengasumsikan besaran gaji dan tunjangan untuk menteri sebesar Rp150 juta per bulan, sedangkan untuk wakil menteri senilai Rp100 juta per bulan. Sementara anggaran operasional menteri dan wakil menteri senilai Rp500 juta.

Sementara dengan estimasi jumlah menteri di kabinet Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming yang mencapai 49 menteri dan 59 wakil menteri, artinya total estimasi biaya yang dikeluarkan senilai Rp777 miliar.

Sedangkan pada pemerintahan Jokowi dan Ma’ruf Amin memiliki 34 menteri dan 17 wakil menteri, artinya total estimasi biaya yang dikeluarkan senilai Rp387,6 miliar per tahun.

Oleh sebab itu terdapat pembengkakan anggaran sebesar Rp389,4 miliar per tahun dari alokasi gaji pada era Jokowi, ke era Prabowo. Sehingga untuk lima tahun ke depan anggaran yang dikeluarkan negara sebesar Rp1,95 triliun.

Celios menegaskan bahwa estimasi ini adalah perhitungan sederhana dengan memperkirakan besaran anggaran jabatan tersebut belum termasuk biaya pembangunan fasilitas gedung baru. Angka yang lebih presisi dapat dihitung lebih detail setelah terbentuknya Kementerian yang baru. Tetapi setidaknya angka ini menggambarkan potensi pembengkakan anggaran yang berpotensi memperberat APBN.