SUSE: Ransomware dan Visibilitas Data Jadi Kekhawatiran Tim TI di Asia Pasifik

JAKARTA - SUSE, perusahaan global yang memimpin solusi inovatif di bidang teknologi perusahaan, baru saja merilis laporan tren keamanan cloud pertama mereka untuk kawasan Asia Pasifik pada tahun 2024. 

Laporan yang berjudul "Securing the Cloud" ini mengungkapkan berbagai tantangan dan ancaman keamanan yang dihadapi oleh profesional teknologi informasi (TI) di wilayah tersebut, termasuk Indonesia.

Salah satu temuan utama dari laporan ini adalah bahwa serangan ransomware diakui sebagai ancaman terbesar oleh 34 persen profesional TI di Asia Pasifik. 

Berbeda dengan mayoritas negara di Asia Pasifik, di Indonesia, kurangnya visibilitas dan kontrol terhadap data sensitif yang diakses di cloud, yang diakui oleh 35 persen responden. 

Kekhawatiran ini disusul oleh ancaman serangan ransomware serta kerentanan zero-day, yang menjadi perhatian 33 persen profesional TI di Indonesia.

Selain keamanan cloud, para pemangku kepentingan TI di Indonesia juga menghadapi tantangan besar dalam mengelola dan mengamankan data di edge computing

Laporan SUSE mengungkapkan bahwa masalah privasi data dan kepatuhan terhadap peraturan menjadi perhatian utama bagi 41 persen responden. 

Tantangan lain yang mendesak adalah mengelola perangkat dan infrastruktur edge (39 persen) serta menerapkan mekanisme keamanan otomatis (37 persen).

Laporan ini juga menggarisbawahi pentingnya keamanan supply chain di Indonesia. Sekitar 24 persen pengambil keputusan TI menyatakan bahwa sertifikasi keamanan yang diakui pemerintah akan menjadi prioritas utama mereka dalam 12 bulan ke depan. 

Kemudian, penggunaan perangkat lunak yang didukung vendor (53 persen) serta penilaian independen terhadap keamanan komponen pihak ketiga (51 persen) menjadi langkah-langkah yang diprioritaskan untuk meminimalkan risiko keamanan di supply chain.