Di Tengah Ekspetasi Pemangkasan Suku Bunga AS, Rupiah Berpotensi Menguat
JAKARTA - Nilai tukar rupiah pada perdagangan Selasa, 15 Oktober 2024 diperkirakan akan bergerak menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
Mengutip Bloomberg, nilai tukar Rupiah hari Senin, 14 Oktober 2024, Kurs rupiah di pasar spot ditutup naik 0,08 persen di level Rp15.566 per dolar AS. Sementara, kurs rupiah Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI) ditutup menguat 0,17 persen ke level harga Rp15.581 per dolar AS.
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menyampaikan para pedagang menunggu lebih banyak isyarat tentang suku bunga AS dari serangkaian pembicara Federal Reserve minggu ini untuk mendapatkan lebih banyak petunjuk tentang suku bunga, sementara taruhan pada penurunan suku bunga pada bulan November terus berlanjut.
"Fokus minggu ini adalah pada pidato beberapa pejabat Fed, dimulai dengan Presiden Fed Minneapolis Neel Kashkari dan Gubernur Christopher Waller pada hari Senin nanti," ujarnya dalam keterangannya, dikutip Selasa, 15 Oktober.
Ibrahim menyampaikan Fed secara luas diperkirakan akan memangkas suku bunga lebih kecil, 25 basis poin pada bulan November, terutama setelah inflasi baru-baru ini dan pembacaan pasar tenaga kerja terbaca di atas ekspektasi.
Dari sisi dalam negeri, Bank Dunia atau World Bank dan sederet lembaga internasional lainnya kompak meramalkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2024 dan 2025 akan cenderung stabil di atas 5 persen.
Dalam dua kuartal terakhir, Badan Pusat Statistik (BPS) merekam ekonomi Tanah Air berhasil tumbuh di atas 5 persen meski terdapat indikasi perlambatan. Di mana pada kuartal I/2024 tumbuh sebesar 5,11 persen year on year (YoY), dan pada kuartal II/2024 tumbuh sebesar 5,05 persen.
Proyeksi paling terbaru keluar dari laporan Bank Dunia berjudul East Asia and Pacific Economic Updateedisi Oktober 2024. Lembaga tersebut mengerek naik proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk 2024 dan 2025, yang masing-masing menjadi sebesar 5 persen dan 5,1 persen.
Selain itu, Bank Indonesia (BI) melaporkan Utang Luar Negeri Indonesia per Agustus 2024 mencapai 425,1 miliar dolar AS, tumbuh 7,3 persen secara tahunan (year on year/yoy).
Posisi ULN Agustus 2024 juga dipengaruhi oleh faktor pelemahan mata uang dolar AS terhadap mayoritas mata uang global, termasuk rupiah.
Posisi ULN pemerintah pada Agustus 2024 sebesar 200,4 miliar dolar AS atau tumbuh sebesar 4,6 persen (yoy), lebih tinggi dari pertumbuhan pada Juli 2024 sebesar 0,6 persen (yoy).
Perkembangan ULN tersebut terutama dipengaruhi oleh peningkatan aliran masuk modal asing pada Surat Berharga Negara (SBN) domestik, seiring dengan semakin terjaganya kepercayaan investor terhadap prospek perekonomian Indonesia.
Baca juga:
Sementara itu, swasta memiliki utang sebesar 197,8 miliar dolar AS atau tumbuh sebesar 1,3 persen (yoy), sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan pada Juli 2024 sebesar 0,5 persen (yoy).
Perkembangan ULN tersebut terutama didorong oleh ULN perusahaan bukan lembaga keuangan(nonfinancial corporations)yang mencatatkan pertumbuhan 1,6 persen (yoy).
Ibrahim memperkirakan rupiah akan bergerak fluktuatif namun ditutup menguat pada perdagangan Selasa, 15 Oktober 2024 dalam rentang harga Rp15.510 - Rp15.580 per dolar AS.