Waspada Bahaya Telur yang Terkontaminasi Bakteri Salmonella
JAKARTA - Telur termasuk salah satu bahan makanan yang kaya nutrisi dan sering dikonsumsi sehari-hari. Namun, telur yang terkontaminasi bakteri Salmonella dapat menimbulkan risiko kesehatan serius, terutama jika tidak diolah dengan benar.
Infeksi akibat bakteri ini bisa berdampak ringan hingga berat, tergantung pada kondisi tubuh dan seberapa cepat penanganan dilakukan.
Mengutip laporan dari Health, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) merekomendasikan agar telur yang terkontaminasi segera dibuang.
Selain itu, semua permukaan atau alat yang telah bersentuhan dengan telur tersebut harus dibersihkan dengan air sabun panas atau disanitasi agar tidak menyebarkan bakteri lebih lanjut.
CDC juga mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai gejala infeksi Salmonella. Beberapa gejala yang umum terjadi meliputi diare yang berlangsung lebih dari tiga hari, demam tinggi, muntah berlebihan, hingga tanda-tanda dehidrasi seperti mulut dan tenggorokan kering, jarang buang air kecil, dan pusing.
Baca juga:
Secara umum, infeksi Salmonella dapat pulih dalam beberapa hari tanpa memerlukan antibiotik. Namun, dalam kasus tertentu, seperti pada anak kecil, lansia, dan orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, infeksi ini bisa berkembang menjadi lebih parah dan memerlukan perawatan medis lebih lanjut atau bahkan rawat inap.
FDA juga mengumumkan bahwa penarikan produk telur tersebut kini telah masuk ke kategori kelas 1, yaitu tingkat penarikan paling serius. Hal ini dilakukan karena adanya risiko kesehatan signifikan bagi masyarakat.
Kasus kontaminasi ini dilaporkan telah menyebabkan 65 orang jatuh sakit di sembilan negara bagian di Amerika Serikat, termasuk California, Colorado, Illinois, Iowa, Michigan, dan Minnesota. Wisconsin dan Illinois tercatat sebagai dua negara bagian dengan jumlah kasus terbanyak, yakni masing-masing 42 dan 11 kasus.
CDC menyebut, angka ini mungkin belum mencerminkan jumlah sebenarnya dari orang yang terinfeksi. Beberapa kasus tambahan mungkin tidak terlaporkan atau teridentifikasi, sehingga dimungkinkan wabah ini juga telah menyebar ke wilayah lainnya.
Berdasarkan perkiraan CDC, setiap satu kasus Salmonella yang terkonfirmasi di laboratorium bisa mewakili 30 kasus lain yang tidak tercatat dalam data resmi. (ant)