Rupiah Berpotensi Lanjutkan Pelemahan, Pasca Rilis Data Inflasi AS

JAKARTA - Nilai tukar rupiah pada perdagangan Jumat, 11 Oktober 2024 diperkirakan akan bergerak melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). 

Pengamat Pasar Keuangan dan Komoditas Ariston Tjendra menyampaikan data inflasi konsumen AS bulan September yang dirilis semalam menunjukkan inflasi konsumen AS yang sulit turun. 

"Data inflasi konsumen year on year nya memang menurun dibandingkan bulan sebelumnya 2.4 persen vs 2,5 persen, terendah sejak 3,5 tahun, tapi secara keseluruhan hasilnya masih di atas ekspektasi pasar," ujarnya kepada VOI, Jumat, 11 Oktober. 

Selain itu, Ariston menyampaikan Ini menurunkan ekspektasi kelanjutan pemangkasan suku bunga acuan AS dan memicu penguatan dollar AS lagi.

Selain itu, indeks dollar AS pagi ini masih di kisaran yang sama denga pagi kemarin di atas 102.80 an.

Sementara itu, Ariston melihat sentimen pasar terhadap risiko terlihat positif pagi ini. Indeks saham Asia di area hijau. 

Ariston memperkirakan pergerakan rupiah pada Jumat, 11 Oktober berpotensi melemah terhadap dolar AS ke arah Rp15.700-Rp15.730 dengan potensi support di kisaran Rp15.630-Rp15.650.

Mengutip Bloomberg, nilai tukar Rupiah hari Kamis, 10 Oktober 2024, Kurs rupiah spot di tutup turun 0,31 persen ke level Rp15.678 per dolar AS. Senada, kurs rupiah Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI) ditutup melemah 0,33 persen ke level harga Rp15.658 per dolar AS.