Rupiah Berpotensi Melemah di Tengah Ekspetasi Pemangkasan Suku Bunga AS

JAKARTA - Nilai tukar rupiah pada perdagangan Kamis, 10 Oktober 2024 diperkirakan akan bergerak melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

Mengutip Bloomberg, nilai tukar Rupiah hari Rabu, 9 Oktober 2024, Kurs rupiah di pasar spot ditutup naik 0,16 persen di level Rp15.630 per dolar AS.

Sementara kurs rupiah Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI) ditutup menguat tipis 0,41 persen ke level harga Rp15.607 per dolar AS.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menyampaikan, investor berhenti sejenak untuk menilai prospek suku bunga untuk Amerika Serikat.

Kalender data AS yang sedikit minggu ini memberikan jeda setelah laporan pekerjaan yang kuat Jumat lalu menyebabkan dolar menguat dan membuat pasar meredam skala penurunan suku bunga yang diharapkan.

"Kemudian pada hari Rabu, investor akan mendapatkan risalah rapat Federal Reserve bulan September, yang akan menunjukkan diskusi tentang apa yang pada saat itu tampak sebagai pasar tenaga kerja yang memburuk yang berakhir dengan semua kecuali satu pembuat kebijakan menyetujui pemotongan 50 basis poin," ujarnya dalam keterangannya, dikutip Kamis, 10 Oktober.

Namun, data penggajian nonpertanian yang kuat telah membuat pasar menilai kembali ekspektasi penurunan suku bunga Fed dalam waktu dekat.

Investor sekarang memiliki sekitar 85 persen peluang penurunan seperempat basis poin yang diperhitungkan, serta kemungkinan kecil Fed akan membiarkan suku bunga tidak berubah, alat CME FedWatch menunjukkan.

Laporan Indeks Harga Konsumen AS bulan September pada hari Kamis akan menjadi bagian utama data minggu ini.

Dari sisi dalam negeri, Survei Konsumen Bank Indonesia (BI) pada September 2024 mengindikasikan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi tetap terjaga.

Hal ini tecermin dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) September 2024 yang berada pada level optimistis yakni sebesar 123,5.

Berdasarkan Survei Konsumen BI yang dipublikasikan, Selasa, 8 Oktober menyebut tetap kuatnya keyakinan konsumen pada September 2024 didorong oleh keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini dan ekspektasi terhadap kondisi ekonomi ke depan yang tetap optimistis.

Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) dan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) September 2024 tercatat masing-masing sebesar 113,9 dan 133,1.

Pada September 2024, keyakinan konsumen terpantau tetap optimis pada seluruh kategori pengeluaran.

Peningkatan IKK tercatat pada responden dengan pengeluaran Rp3,1 sampai Rp4 juta.

Selain itu, Konsumsi masyarakat meningkat pada September 2024. Namun, pada periode yang sama tingkat tabungan masyarakat menurun.

Artinya, masyarakat masih cenderung makan tabungan (mantab) untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Survei Konsumen Bank Indonesia mencatat pada September 2024 rata-rata proporsi pendapatan konsumen untuk konsumsi (average propensity to consume ratio) tercatat sedikit meningkat dibandingkan bulan sebelumnya, yaitu dari 73,5 persen menjadi 74,1 persen.

Sedangkan proporsi pendapatan konsumen yang disimpan (saving to income ratio) atau tabungan tercatat sedikit turun dibandingkan dengan proporsi pada bulan sebelumnya yaitu menjadi 15,3 persen dari 15,7 persen.

Ibrahim memperkirakan rupiah akan bergerak fluktuatif namun ditutup melemah pada perdagangan Kamis, 10 Oktober 2024 dalam rentang harga Rp15.610 - Rp15.730 per dolar AS.