Bayan Resources, Perusahaan Batu Bara Milik Konglomerat Low Tuck Kwong Ini Raup Laba Rp4,7 Triliun di 2020
JAKARTA - Perusahaan pertambangan batu bara, PT Bayan Resources Tbk mencatatkan pertumbuhan kinerja pada 2020 di tengah hantaman pandemi COVID-19. Perusahaan berkode saham BYAN itu membukukan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar 328,73 juta dolar AS pada 2020.
Dikutip dari laporan keuangan Bayan Resources di laman keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Minggu 4 April, perolehan itu tumbuh 47,15 persen dibandingkan dengan capaian di 2019 yang senilai 223,39 juta. Dengan estimasi kurs Rp14.400 per dolar AS, laba bersih perusahaan milik konglomerat Low Tuck Kwong ini mencapai Rp4,7 triliun.
Dari sisi pendapatan, Bayan Resources mencatatkan 1,395 miliar dolar AS (sekitar Rp20,2 triliun) pada 2020, naik tipis 0,28 persen dibandingkan dengan pendapatan 2019 sebesar 1,391 miliar dolar AS. Dengan rincinan, 1,38 miliar dolar AS dari segmen batu bara dan 6,16 juta dolar AS pada segmen non batu bara.
Sejalan dengan pertumbuhan pendapatan, Bayan Resources membukukan kenaikan beban pokok pendapatan menjadi sebesar 932,24 juta dolar AS dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar 902,2 juta dolar AS.
Adapun Bayan Resources membukukan pemulihan penurunan nilai properti pertambangan bersih sebesar 165,86 juta dolar AS dan pendapatan lain-lain sebesar 6,69 juta dolar AS pada 2020 sehingga menjadi pos yang membantu pertumbuhan baik di pos laba pada 2020.
Baca juga:
- 100 Orang Terkaya di Indonesia Terbaru Versi Forbes: Hartono Bersaudara Tetap di Posisi Teratas
- Konglomerat Low Tuck Kwong Gelontorkan Rp15,59 Miliar Borong Saham Bayan Resources
- Konglomerat Low Tuck Kwong Rogoh Kocek Lagi, Kali Ini Hampir Rp7 Miliar Tambah Saham di Bayan Resources
- Perusahaan Batu Bara Milik Konglomerat Low Tuck Kwong Dapat Perpanjangan Pinjaman dari Sumitomo Mitsui hingga 2024
Di sisi lain, BYAN mencatatkan total liabilitas sebesar 758,17 juta dolar AS pada akhir 2020, membengkak dari posisi akhir 2019 sebesar 658,95 juta dolar AS. Total liabilitas itu terdiri atas liabilitas jangka pendek sebesar 236,69 juta dolar AS dan liabilitas jangka panjang sebesar 521,47 juta dolar AS.
Sementara itu, total aset perusahaan tambang batu bara milik orang terkaya nomor 25 di Indonesia ini naik menjadi 1,61 miliar dolar AS pada akhir 2020, dibandingkan dengan posisi akhir 2019 sebesar 1,27 miliar dolar AS.
Total aset tersebut termasuk 383,8 juta dolar AS kas setara kas perseroan yang naik 119,96 persen dibandingkan dengan posisi akhir 2019 sebesar 174,48 juta dolar AS. Selain itu, kas bersih yang diperoleh dari aktivitas operasi juga naik signifikan 629,59 persen menjadi 360,97 juta dolar AS dibandingkan dengan perolehan 2019 yang hanya sebesar 49,47 juta dolar AS.