Pegawai PLTN Zaporizhzhia Tewas dalam Serangan Bom Mobil Ukraina
JAKARTA - Seorang karyawan di pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Zaporizhzhia yang dikuasai Rusia di Ukraina selatan tewas dalam serangan bom mobil.
Komite Investigasi Rusia mengatakan karyawan bernama Andrei Korotkiy, tewas setelah bom yang diletakkan di bawah mobilnya meledak di dekat rumahnya di kota Enerhodar.
Korotkiy bekerja di departemen keamanan pabrik, kata Komite. Kasus pidana telah dibuka atas kematiannya.
Intelijen militer Ukraina menerbitkan video ledakan mobil korban. Militer Ukraina menyebut Korotkiy sebagai "penjahat perang" dan kolaborator.
Ukraina menuduhnya menindas warga Ukraina dan memberikan Rusia daftar karyawan pabrik tersebut dan kemudian menunjuk orang-orang yang berpandangan pro-Ukraina.
“Direktorat Intelijen Utama Kementerian Pertahanan Ukraina mengingatkan masyarakat bahwa setiap penjahat perang akan dihukum secara adil,” kata badan intelijen Ukraina itu melalui saluran resmi Telegram dilansir Reuters, Jumat, 4 Oktober.
Pihak berwenang pabrik tersebut mengecam pihak Ukraina karena mendalangi pembunuhan tersebut.
“Ini adalah tindakan yang mengerikan dan tidak manusiawi,” kata direktur pabrik Yuri Chernichuk, seraya bersumpah akan memberikan hukuman bagi para penyerang.
“Serangan terhadap karyawan yang menjamin keselamatan fasilitas nuklir adalah langkah yang ceroboh dan keterlaluan,” imbuhnya.
Baca juga:
- Pemimpin Tertinggi Iran Khamenei: Israel Berpura-pura Menang Lewat Pembunuhan
- Militer Israel Hancurkan Terowongan Bawah Tanah Cegah Penyelundupan Senjata ke Lebanon
- Israel Klaim Bunuh Kepala Unit Komunikasi Hizbullah di Beirut
- Tampil di Publik, Ayatollah Ali Khamenei Tegaskan Iran Tak akan Mundur dari Israel
Pasukan Rusia merebut pabrik Zaporizhzhia, pabrik terbesar di Eropa yang memiliki enam reaktor, segera setelah mereka memasuki Ukraina pada Februari 2022. Pabrik tersebut saat ini tidak beroperasi.
Kedua belah pihak sering menuduh satu sama lain melancarkan serangan terhadap pabrik tersebut, namun keduanya membantahnya.
Pengawas nuklir PBB, Badan Energi Atom Internasional, telah menempatkan pemantau secara permanen di pembangkit listrik tersebut. Mereka telah mendesak kedua belah pihak untuk menahan diri dari semua serangan terhadapnya.