Kekhawatiran Konflik Timur Tengah Meluas Picu Pelemahan Rupiah
JAKARTA - Nilai tukar rupiah pada perdagangan Jumat, 4 Oktober 2024 diperkirakan akan bergerak melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
Mengutip Bloomberg, nilai tukar Rupiah hari Kamis, 3 Oktober 2024, Kurs rupiah di pasar spot ditutup turun 0,88 persen di level Rp15.404 per dolar AS. Sementara, kurs rupiah Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI) ditutup melemah 0,96 persen ke level harga Rp15.394 per dolar AS.
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menyampaikan laporan ketenagakerjaan nasional ADP menunjukkan bahwa jumlah pekerja swasta AS meningkat lebih dari yang diharapkan pada bulan September, menjelang data pekerjaan yang sangat dinanti-nantikan pada hari Jumat.
"Jumlah pekerja swasta meningkat sebesar 143.000 bulan lalu setelah naik sebesar 103.000 pada bulan Agustus, Laporan Ketenagakerjaan Nasional ADP menunjukkan pada hari Rabu. Para ekonom yang disurvei oleh Reuters telah memperkirakan penambahan 120.000 pekerjaan," ujarnya dalam keterangannya, dikutip Jumat, 4 Oktober.
Selain itu, prospek konflik Timur Tengah yang meluas yang dapat mengganggu aliran minyak mentah dari wilayah pengekspor utama membayangi prospek pasokan global yang lebih kuat.
Israel mengebom pusat kota Beirut pada dini hari Kamis, menewaskan sedikitnya enam orang, setelah pasukannya mengalami hari paling mematikan di garis depan Lebanon dalam setahun bentrokan melawan kelompok bersenjata Hizbullah yang didukung Iran.
Serangan itu terjadi sehari setelah Iran menembakkan lebih dari 180 rudal balistik ke Israel dalam eskalasi permusuhan, yang telah merembes keluar dari Israel dan wilayah Palestina yang diduduki ke Lebanon dan Suriah.
Dari sisi dalam negeri, Bank Indonesia (BI) memberikan sinyal untuk membuka ruang pemangkasan suku bunga acuan atau BI Rate lebih lanjut hingga akhir tahun ini, seiring dengan kondisi inflasi yang rendah, nilai tukar rupiah yang stabil, dan pertumbuhan ekonomi yang perlu terus didorong.
Kemudian, BI akan terus mencermati perkembangan ekonomi, seperti kebijakan suku bunga Amerika Serikat (AS), dan Eropa, dan perkembangan ekonomi China.
BI memangkas BI Rate pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) September 2024 lalu sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 6,00 persen. Sementara, suku bunga AS atau Fed Funds Rate (FFR) pada September 2024 menjadi 4,75 – 5,00 persen.
Sebelumnya, keputusan BI dalam memangkas suku bunga acuan atau BI Rate masih akan berlanjut. Hingga akhir 2024, dia memprediksi BI-rate akan berada pada kisaran 5,50 persen.
Baca juga:
Adapun pada Agustus 2024, inflasi umum sedikit menurun menjadi 2,12 persen year on year (yoy), turun dari 2,13 persen yoy pada Juli 2024. Ini menandai tingkat terendah sejak Februari 2022. Meski demikian, level inflasi ini masih berada dalam kisaran target BI sebesar 1,5 hingga 3,5 persen.
Di sisi lain, momentum penurunan suku bunga acuan BI ini diperkirakan mendukung pertumbuhan ekonomi agar tetap solid. Terutama bagi industri perbankan. Pelonggaran kebijakan moneter BI tersebut diperkirakan akan mendorong penurunan cost of fund, yang selajutnya akan mendorong penurunan suku bunga kredit.
Ibrahim memperkirakan rupiah akan bergerak fluktuatif namun ditutup melemah pada perdagangan Jumat, 4 Oktober 2024 dalam rentang harga Rp15.410 - Rp15.500 per dolar AS.