Sering Menangis saat Berhubungan Seks, Ternyata 11 Faktor Ini Bisa Jadi Penyebabnya
JAKARTA - Seks adalah sebuah tindakan emosional. Saat berhubungan seks, ada banyak emosi yang dirasakan mulai dari senang hingga gembira. Beberapa orang bahkan menjadi begitu terbebani oleh perasaan hingga muncul malah tangisan.
Hal pertama yang harus diketahui jika pernah mengalami situasi tersebut yaitu, meski mungkin terasa agak memalukan, menangis saat berhubungan seks biasanya tidak perlu dikhawatirkan. Walau begitu, akan membantu jika Anda memahami mengapa hal ini terjadi dan bagaimana mencegahnya terjadi lagi. Dibawah ini hal-hal yang perlu diketahui.
Merasa Nyeri
Jika merasakan nyeri dan tidak nyaman saat berhubungan seks, tentu Anda akan menangis. Seks seharusnya tidak boleh terasa sakit. Nyeri saat berhubungan intim atau dikenal dengan dispareunia bisa disebabkan oleh infeksi, cedera, atau kurangnya pelumas.
Wanita dengan kondisi vaginismus juga sering merasakan nyeri saat berhubungan seks. Vaginismus merupakan kondisi dimana otot vagina mengencang tanpa disadari, sehingga menyulitkan wanita untuk penetrasi. Kondisi ini dapat diobati dengan berbagai jenis terapi, termasuk terapi perilaku kognitif dan terapi seks.
Mengatasi tangisan saat berhubungan intim karena rasa nyeri bisa dilakukan dengan memberitahu pasangan bahwa Anda kesakitan. Sehingga pasangan bisa menghentikan aktivitas atau melakukannya secara perlahan.
Sedih atau Tertekan
Jika merasa sedih atau tertekan, emosi ini tidak hilang saat berhubungan seks, meskipun seks seharusnya menjadi aktivitas menyenangkan. Jadi, Anda mungkin mendapati diri tiba-tiba menangis di saat-saat acak dalam keseharian Anda, termasuk waktu berhubungan seks.
Mencari pengobatan dapat membantu Anda merasa lebih baik. Pengobatan depresi dapat melibatkan konsumsi obat, terapi, atau kombinasi keduanya. Berbicara dengan penyedia layanan kesehatan atau profesional kesehatan mental merupakan langkah awal mendapatkan bantuan.
Merasa Terlalu Senang
Percaya atau tidak, Anda mungkin menangis saat berhubungan seks hanya karena sangat bahagia. Ini karena Anda berhubungan seks dengan pasangan yang sangat dicintai atau sangat menikmati seks dengannya. Jadi, jangan menahan diri dan biarkan air mata mengalir jika menangis karena sangat gembira.
Malu Berhubungan Seks
Beberapa orang memiliki keraguan tentang seks, sehingga menyebabkan menangis saat berhubungan. Hal ini terjadi terutama saat berhubungan seks di luar ikatan pernikahan atau hubungan berkomitmen. Beberapa orang menangis karena memandang seks di luar nikah sebagai tindakan kurang terpuji.
Mengalami Orgasme
Orgasme juga bisa sebabkan sebagian orang menangis. Orgasme merupakan reaksi tubuh intens terhadap kenikmatan saat berhubungan seks. Dalam sebuah studi tahun 2017, dilansir dari Very Well Mind, Kamis, 3 Oktober, para peneliti menemukan bahwa orang mengalami berbagai macam emosi setelah orgasme, mulai dari menangis, bersin, hingga mengalami serangan panik. Hal ini dikenal sebagai "fenomena peri-orgasme" dan jarang terjadi.
Merasa Kewalahan
Jika pekerjaan, kehidupan, atau masalah pribadi lainnya membuat Anda kewalahan, hal ini dapat memengaruhi aktivitas berhubungan intim. Saat berhubungan seks, tubuh secara bertahap melepaskan campuran hormon. Jika menggabungkan lonjakan hormon dengan stres atau kecemasan, tangisan tak bisa dihindari.
Beberapa orang juga memiliki kondisi kecemasan performa seksual dan menyebabkan menangis saat berhubungan seks. Penelitian menunjukkan bahwa gangguan tersebut memengaruhi 9-25 persen pria sedangkan 6-16 persen wanita.
Berhadapan dengan Trauma yang Belum Selesai
Jika pernah mengalami pelecehan seksual atau emosional di masa lalu, hal ini dapat menyebabkan trauma. Mengalami trauma seksual dapat membuat hubungan seks dan menikmatinya menjadi rumit setelah kejadian tersebut, terutama jika Anda belum pulih dari trauma itu.
Alami Post-Coital Dysphoria
Post-coital dysphoria atau disforia pasca-koitus adalah kondisi menyebabkan perasaan sedih intens pada wanita setelah berhubungan seks. Dalam sebuah studi tahun 2015, para peneliti menemukan bahwa sekitar 46 persen peserta pernah mengalami disforia pasca-koitus setidaknya sekali seumur hidup.
Jika mengalami kondisi ini, Anda mungkin tiba-tiba menangis setelah berhubungan seks atau selama berhubungan seks, meskipun Anda menikmatinya. Dalam beberapa kasus, bahkan bertengkar dengan pasangan tanpa alasan jelas selama berhubungan seks.
Tidak Bahagia dengan Pasangan
Menangis saat berhubungan seks bisa jadi pertanda adanya masalah dalam hubungan. Jika mengalami masalah emosional dengan pasangan atau memendam pikiran untuk berpisah, semua itu bisa memuncak saat berhubungan intim.
Mengalami Perubahan Hormon
Hormon-hormon tertentu dilepaskan selama berhubungan seks, seperti oksitosin dan dopamin. Hal ini dapat menghasilkan perasaan rileks dan bahagia. Namun, Anda mungkin bereaksi terhadap derasnya perubahan hormon ini, bersama dengan intensitas fisik dan emosional dari seks, dengan meneteskan air mata atau menangis.
Baca juga:
- Kenapa Wanita Menangis setelah Berhubungan Seks? Kenali Post-Coital Dysphoria yang Bikin Suasana Hati Buruk
- Sangat Lelah Usai Berhubungan Seks, Ini 5 Penyebabnya
- 4 Masalah Kesehatan yang Bisa Terjadi Pasca Berhubungan Seksual dan Cara Menanganinya
- 6 Alasan Mengapa Post-Coital Dysphoria atau Sedih Setelah Berhubungan Seks Bisa Terjadi
Hadir Sepenuhnya
Menangis saat berhubungan seks artinya Anda benar-benar hadir dan berada di momen tersebut. Terkadang, berada di momen itu menciptakan ruang bagi munculnya perasaan lain, terutama perasaan yang mungkin dihindari seperti mati rasa atau tertekan. Seks dapat memicu pelepasan semua jenis emosi.
Hal terpenting yang harus dilakukan jika Anda atau pasangan menangis yaitu membicarakannya. Jangan mengabaikan seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Terkadang, pasangan menangis saat berhubungan seks dapat mengisyaratkan masalah emosional atau keraguan dimiliki tentang hubungan Anda.
Jelaskan bahwa Anda memahami dan berempati dengan perasaan pasangan dan tanyakan bagaimana Anda dapat membantu. Sangat penting tidak terburu-buru melanjutkan hubungan seks atau aktivitas seksual apa pun sampai merasa bahwa Anda berdua telah mencapai resolusi penuh tentang masalah tersebut.
Selain membicarakannya, Anda juga bisa tanyakan kepada pasangan apakah ingin berhenti, perlambat dan perhatikan isyarat non-verbal pasangan Anda. atau hentikan aktivitas seksual dan peluk pasangan sampai siap berbicara atau berkomunikasi.