Presiden Biden Tegaskan AS Tidak akan Mendukung Serangan Israel ke Situs Nuklir Iran

JAKARTA - Presiden Joe Biden pada Hari Rabu menegaskan, Amerika Serikat tidak akan mendukung serangan Israel terhadap situs nuklir Iran sebagai tanggapan atas serangan rudal Teheran, mendesak Israel untuk bertindak "proporsional" terhadap musuh bebuyutannya di kawasan itu.

"Kami akan berdiskusi dengan Israel tentang apa yang akan mereka lakukan, tetapi ketujuh dari kami (negara G7) setuju bahwa mereka memiliki hak untuk menanggapi, tetapi mereka harus menanggapi secara proporsional," kata Presiden Biden kepada wartawan sebelum menaiki Air Force One, melansir Reuters 3 Oktober.

Presiden Biden berbicara sehari setelah Iran menembakkan lebih dari 180 rudal ke Israel, sebuah operasi yang sebelumnya ia gambarkan sebagai "tidak efektif."

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berjanji Iran akan membayar serangan yang dilakukan Iran tersebut.

Beberapa analis mengatakan tanggapan Israel kemungkinan akan lebih tajam daripada ketika Iran meluncurkan rudal dan pesawat nirawak ke Israel pada bulan April, yang menunjukkan kali ini dapat menargetkan fasilitas nuklir atau minyak Teheran.

Pakar lain memperkirakan AS akan mencoba lagi untuk memoderasi tanggapan Israel dalam upaya untuk menghindari perang regional.

Ketika ditanya apakah ia akan mendukung Israel menyerang situs nuklir Iran seperti yang telah lama diancamkan, Presiden Biden mengatakan kepada wartawan: "Jawabannya adalah tidak."

Presiden Biden mengatakan sanksi lebih lanjut akan dijatuhkan pada Iran dan ia akan segera berbicara dengan PM Netanyahu.

"Jelas, Iran sudah sangat menyimpang," tegasnya.

Pejabat Israel telah memberi tahu rekan-rekannya di AS bahwa mereka masih menyelesaikan target, waktu, dan cara untuk menanggapi serangan rudal Iran, menurut seseorang di Washington yang mengetahui diskusi tersebut.

Israel mungkin tidak merasa perlu untuk segera membalas, mengingat keberhasilannya dalam menggagalkan serangan Iran. Namun, Israel tidak mungkin menunggu lama karena khawatir tindakan balasan akan kehilangan efektivitasnya sebagai pencegah jika ditunda, kata sumber AS tersebut.

Tidak seperti setelah serangan Iran pada Bulan April, AS tidak mendesak Israel untuk menahan diri dari pembalasan, tetapi ingin Israel mempertimbangkan dengan saksama konsekuensi potensial terlebih dahulu, kata sumber tersebut.

Serangan rudal Iran meningkatkan ketegangan di kawasan tersebut, tempat Pemerintahan Biden selama berbulan-bulan memimpin negosiasi gencatan senjata yang intens dalam perang Israel-Hamas yang telah berlangsung hampir setahun di Gaza, secara teratur meramalkan gencatan senjata akan segera terjadi.

Presiden Biden, di bulan-bulan terakhir masa jabatannya, telah menghadapi kritik tajam di dalam dan luar negeri atas dukungan militer AS yang kuat terhadap Israel, seperti halnya wakil presidennya dan kandidat presiden dari Partai Demokrat, Kamala Harris.

Di sisi lain, PM Netanyahu tidak selalu mengindahkan saran pemerintahan Biden dalam konflik Timur Tengah saat ini.

Iran sendiri mengatakan pada Hari Rabu, serangan rudalnya terhadap Israel, kecuali jika ada provokasi lebih lanjut.

Diketahui, Israel telah lama menganggap program nuklir Iran sebagai ancaman eksistensial, meskipun Teheran bersikeras tidak sedang mencari senjata nuklir.

Adapun fasilitas nuklir Iran tersebar di banyak lokasi, beberapa di antaranya jauh di bawah tanah.