Tiga Fakta Tentang Bulan, Bisa Berwarna Jingga karena Atmosfer Bumi

JAKARTA – Bulan merupakan satelit alami yang mengorbit Bumi. Objek astronomi ini sangat penting bagi Bumi dalam menjaga stabilitas rotasi, iklim, ekosistem laut, hingga pantulan cahaya matahari di malam hari. 

Meski Bulan berperan penting dalam menjaga ekosistem Bumi, pengetahuan masyarakat mengenai objek ini masih sangat terbatas. Untuk menambah wawasan Anda, berikut ini beberapa fakta menarik mengenai Bulan, dikutip dari NASA. 

Jarak Antara Bulan dan Bumi

Seluruh manusia tahu bahwa jarak Bulan dan Bumi sangat jauh, tetapi hanya sedikit yang tahu berapa jarak pasti dari dua objek tersebut. Dari hasil perhitungan para astronom menggunakan alat yang canggih, jarak dari Bulan ke Bumi mencapai 400 ribu kilometer. 

Jika dibandingkan dengan Mars, jarak planet tersebut jauh lebih dekat. Jarak antara Bulan dan Bumi diperkirakan terus bertambah karena Bulan bergerak menjauh dari Bumi sekitar 4 sentimeter setiap tahunnya. 

Bumi Lebih Lebar dari Bulan

Fakta lainnya yang tidak banyak diketahui adalah lebar dari Bulan. Objek ini tidak sebesar Bumi karena lebar Bulan hanya seperempat dari ukuran planet yang kita tinggali. Jika diibaratkan, luas permukaan Bulan setara dengan Amerika Serikat atau Eropa. 

Meski ukurannya jauh lebih kecil, gaya gravitasinya jauh lebih kuat dari Bumi sehingga pasang surut air laut selalu terjadi. Fakta ini menunjukkan bahwa ukuran bukan satu-satunya faktor yang menentukan kekuatan dari objek astronomi di tata surya. 

Warna Jingga pada Bulan

Saat terbit dan terbenam, Bulan akan terlihat berwarna jingga atau kuning, bahkan keputihan saat berada di atas kepala. Hal ini terjadi karena cahaya Bulan perlu melewati atmosfer Bumi sebelum mencapai mata manusia. 

Bulan tidak memancarkan cahaya, tetapi cahaya dari Matahari bisa menyebabkan tampilan permukaannya jauh lebih terang sehingga berwarna keputihan. Namun, jika melihat lebih dekat, Bulan memiliki warna abu-abu seperti yang digambarkan di film.