Satgas COVID-19 Tegaskan Positivity Rate Rendah Bukan karena Jumlah Tes Menurun

JAKARTA - Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito menegaskan saat ini positivity rate atau persentase hasil positif dari pemeriksaan spesimen kian menurun.

Pada minggu pertama Januari, positivity rate mingguan sebesar 22,9 persen. Lalu, pada minggu pertama Februari sedikit naik menjadi 29,34 persen. 

Kemudian, pada minggu pertama Maret kembali turun menjadi 20,64 persen. Pada minggu keempat Maret menjadi 13,53 persen dan minggu kelima Maret kembali turun menjadi 11,22 persen.

Menurut Wiku, penurunan positivity rate bukan karena jumlah testing yang rendah, melainkan memang penularan COVID-19 di masyarakat sudah cukup rendah.

"Penularan COVID-19 di tengah masyarakat yang cukup rendah disebabkan oleh menurunnya laju penularan dan bukan karena upaya penjaringan kasusnya yang rendah. Ini adalah sebuah kabar baik yang harus disikapi dengan bijaksana," kata Wiku dalam tayangan Youtube Sekretariat Presiden, Kamis, 1 April.

Wiku menjabarkan, pemerintah serius dalam meningkatkan angka testing nasional. Hal ini tercermin pada angka testing yang kembali menyentuh standar ideal global di minggu kedua bulan Maret sampai dengan saat ini.

Menurut rekomendasi Badan Kesehatan Dunia (WHO), testing yang dilakukan yaitu 1 banding 1000 orang atau 267.000 orang Indonesia per minggunya. 

Wiku memaparkan grafik angka testing COVID-19 mingguan. Rata-rata, testing dalam sepekan sejak awal Januari hingga akhir Maret melebihi jumlah yang direkomendasikan WHO. Meski, ada dua pekan angka testing di bawah standar.

"Terkait dengan itu, grafik ini juga menunjukkan bahwa dengan angka testing yang cukup baik pada akhir-akhir ini, jumlah kasus yang terdeteksi positif nyatanya menurun," tutur Wiku.

"Sehingga dapat disimpulkan, meski akan ada tantangan untuk tetap konsisten menerapkan testing di atas standar, terdapat upaya yang continue untuk tidak membiarkan adanya penurunan jumlah testing dari satu minggu ke minggu berikutnya," lanjutnya.