Senator Sebut Israel Gunakan Bom Buatan AS Seberat 900 Kg dalam Serangan yang Menewaskan Hassan Nasrallah
JAKARTA - Senator Amerika Serikat mengatakan, Israel menggunakan bom buatan negara itu dalam serangan yang menewaskan Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah di Beirut, Lebanon pekan lalu.
Mark Kelly, ketua Sub-Komite Angkatan Bersenjata Senat, mengatakan pada Hari Minggu, Israel menggunakan bom seri Mark 84 seberat 2.000 pon (900 kg), dalam sebuah wawancara dengan NBC.
Pernyataan veteran Angkatan Laut ini menandai indikasi pertama Amerika Sserikat tentang senjata apa yang telah digunakan.
"Kami melihat lebih banyak penggunaan amunisi berpemandu, JDAM, dan kami terus menyediakan senjata itu,"kata Kelly, menggunakan singkatan yang merupakan singkatan dari Joint Direct Attack Munitions, melansir Reuters 30 September.
"Bom seberat 2.000 pon yang digunakan, itu adalah bom seri Mark 84, untuk melumpuhkan Nasrallah," sambungnya.
Sebelumnya, militer Israel mengatakan pada Hari Sabtu, mereka telah menewaskan Nasrallah dalam sebuah serangan terhadap markas komando pusat kelompok tersebut di pinggiran selatan Beirut pada Hari Jumat.
Kelompok militan itu belakangan mengakui Nasrallah telah tewas. Jasadnya dilaporkan telah ditemukan dan dievakuasi dari reruntuhan banguunan.
Baca juga:
- Presiden Iran Pezeshkian: Pejuang Lebanon Tidak Boleh Dibiarkan Sendirian dalam Pertempuran Ini
- Israel Bom Target Houthi dan Perluas Serangan di Lebanon
- Gedung Putih: Perang dengan Hizbullah atau Iran Bukan Cara Memulangkan Warga di Israel Utara
- Militer AS Tingkatkan Kekuatan Udara dan Kesiapan Pasukannya di Timur Tengah
Militer Israel menolak berkomentar mengenai senjata apa yang digunakan dalam serangan tersebut. Sementara, Pentagon tidak segera bisa dimintai komentar.
Diketahui, JDAM mengubah bom standar yang tidak dipandu dengan menggunakan sirip dan sistem pemandu GPS menjadi senjata yang dipandu. AS sendiri adalah sekutu lama dan pemasok senjata terbesar Israel.