IHSG Awal Pekan Berpotensi Melemah, Ini Sentimennya
JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediski fluktuatif namun akan ditutup melemah di kisaran 7.600 7.800 pada perdagangan hari ini, Senin 30 September, terimbas aksi jual investor asing dan adanya indikasi profit taking para pelaku pasar.
Pada perdagangan pekan lalu, Jumat 27 September, IHSG ditutup melemah 0,61 persen atau 47,59 poin ke level 7.696,91. Sebanyak 246 saham menguat, 312 saham melemah dan 243 saham stagnan. Adapun, kapitalisasi pasar tercatat sebesar Rp12.875 triliun.
Analis Phintraco Sekuritas, Valdy Kurniawan mengatakan IHSG bergerak cenderung berkebalikan dengan indeks-indeks global dan regional di penutupan Jumat lalu.
“Di samping indikasi profit taking, peningkatan appetite pasar terhadap pasar modal Asia Timur turut menekan IHSG sejalan dengan net sell investor asing signifikan dalam beberapa hari perdagangan terakhir,” kata Valdy, dalam risetnya.
Valdy berpendapat sejumlah stimulus moneter di Amerika Serikat (AS), Eropa dan China belum sempat berdampak pada manufaktur Indonesia di September 2024. Indeks manufaktur Indonesia diperkirakan berada di 49.5 di September 2024, naik terbatas dari 48.9 di Agustus 2024.
Selanjutnya, harga-harga terindikasi mengalami kenaikan di September 2024 dari kenaikan inflasi inti ke 2,6 persen yoy di September 2024 dari 2,2 persen Agustus 2024. Atas dasar tersebut, Valdi memperkirakan pergerakan IHSG bakal melebar di kisaran 7.600 sampai dengan 7.800 pekan depan, dengan level pivot 7.700.
Adapun level resistance diperkirakan berada di angka 7.750 dengan support pada level 7.600. Seperti diketahui, Indeks-indeks Wall Street berakhir beragam di Jumat lalu.
Kendati demikian, Dow Jones Industrial Average cenderung tumbuh 0,33 persen membukukan level tertinggi saat itu. Sentimen berasal dari indikasi perlambatan inflasi dari penurunan Personal Consumption Expenditure (PCE) ke 2,2 persen yoy di Agustus 2024 dari 2,5 persen yoy di Juli 2024.
BACA JUGA:
Data ini memvalidasi agresivitas pemangkasan suku bunga the Fed dalam FOMC terakhir. Sementara indeks-indeks di Eropa lanjutkan penguatan di Jumat lalu.
“Penguatan ditopang oleh rally harga saham-saham luxury goods menyusul ekspektasi peningkatan demand dari Tiongkok pasca stimulus moneter oleh PBOC pada pekan lalu,” kata Valdy.
Seperti diberitakan sebelumnya, IHSG parkir di zona merah dengan turun 0,60 persem ke level 7.696,91 sepanjang perdagangan pekan ini, 23 hingga 27 September 2024. Meski begitu, rata-rata nilai transaksi haran Bursa justru naik menjadi Rp16,36 triliun.