Kapal Otonom Korea Selatan Jalani Uji Coba Pelayaran: Dilengkapi Navigasi Cerdas dan Keamanan Siber

JAKARTA - Pemerintah Korea Selatan mulai menguji coba kapal otonom di perairan Korea dan Asia Tenggara, mengawali upaya untuk mengembangkan industri kapal otonom sebagai penggerak ekonomi baru.

Menurut Kementerian Perdagangan, Industri dan Energi, pemerintah mengadakan upacara pelepasan POS Singapura di Pelabuhan Busan pada Hari Senin.

"Kapal otonom akan dikembangkan dengan cara yang memaksimalkan keselamatan dan meminimalkan emisi karbon," kata Lee Seung-yeol, kepala kantor kebijakan industri kementerian transportasi dalam upacara tersebut, melansir The Korea Times 24 September.

"Ini akan menciptakan peluang yang signifikan bagi industri pembuatan kapal dan peralatan kelautan, dan pemerintah akan melanjutkan kerja samanya untuk mendukung pengembangan dan demonstrasi teknologi mutakhir," lanjutnya.

Kapal tersebut merupakan bagian dari proyek Kapal Permukaan Otonom Korea (KASS), usaha senilai 160 miliar won yang diprakarsai oleh industri transportasi bersama Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk mengembangkan sistem pelayaran otonom.

POS Singapura yang berkapasitas 1.800 unit setara dua puluh kaki (TEU) akan beroperasi pada rute Korea-Asia Tenggara selama satu tahun, menguji fungsi utamanya seperti navigasi cerdas, otomatisasi mesin dan keamanan siber.

POS Singapura disediakan oleh perusahaan pelayaran Korea PAN Ocean. Kementerian transportasi mengatakan, perusahaan tersebut telah menjadi bagian dari proyek tersebut sejak merancang cetak biru untuk sistem otonom KASS.

Pemerintah Negeri Ginseng berencana untuk menggunakan data dan hasil dari pengujian tersebut untuk mengamankan kepemimpinan Korea dalam diskusi Organisasi Maritim Internasional untuk standar kode kapal permukaan otonom maritim (MASS).

Wakil Menteri Kelautan dan Perikanan Song Myeong-dal menekankan, "pemerintah berharap KASS dapat membuktikan keselamatan dan kelayakannya kepada dunia dan memainkan peran penting dalam memimpin pasar mobilitas maritim masa depan."