PM Lebanon Yakin Gencatan Senjata Israel-Hizbullah Bisa Terjadi
JAKARTA - Perdana Menteri Lebanon Najib Mikati menyatakan harapannya gencatan senjata dapat segera dicapai untuk mengakhiri pertempuran antara Israel dan Hizbullah yang dikhawatirkan meluas menjadi serangan darat.
Amerika Serikat, Perancis dan beberapa sekutunya menyerukan gencatan senjata segera selama 21 hari di perbatasan Israel-Lebanon dan juga menyatakan dukungan untuk gencatan senjata di Gaza setelah diskusi intensif di PBB pada Rabu, 25 September.
Mikati menyambut baik seruan gencatan senjata namun mengatakan kunci penerapannya yakni apakah Israel yang telah memindahkan pasukan lebih dekat ke Lebanon, berkomitmen untuk menegakkan resolusi internasional.
"Mudah-mudahan ya,” kata Mikati kepada Reuters soal keyakinan gencatan senjata dilansir Kamis, 26 September.
Pemerintahan sementara Mikati mencakup menteri-menteri yang dipilih oleh Hizbullah, yang secara luas dipandang sebagai kekuatan politik paling kuat di negara tersebut.
Baca juga:
- AS dan Sekutunya Serukan Gencatan Senjata 21 Hari di Perbatasan Israel-Lebanon
- Biden soal Gaza-Lebanon: Perang Besar-besaran Mungkin Saja Terjadi, Tapi Upayakan Penyelesaian Konflik
- Militer Israel Persiapkan Opsi Serangan Darat ke Lebanon
- Puluhan Tentara AS Dikerahkan ke Siprus, Siapkan Operasi Evakuasi Warga dari Lebanon
Gencatan senjata akan berlaku pada “Garis Biru” Israel-Lebanon, yaitu garis demarkasi antara Lebanon dan Israel, dan akan memungkinkan kedua pihak untuk bernegosiasi menuju kemungkinan penyelesaian diplomatik atas konflik tersebut, kata seorang pejabat senior pemerintahan Biden.
Koordinator Khusus PBB untuk Lebanon Jeanine Hennis-Plasschaert menyambut baik seruan gencatan senjata segera selama 21 hari untuk memberikan ruang bagi keberhasilan diplomasi.