Iran Tidak akan Membiarkan Lebanon Sendirian Menghadapi Serangan Israel
JAKARTA - Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Nasser Kan'ani mengatakan, Teheran akan menggunakan semua cara diplomatik untuk mendukung Lebanon, memastikan mereka tidak meninggalkan Beirut sendirian menghadapi serangan Israel.
Dalam wawancara dengan Kantor Berita Mehr pada Hari Rabu Kan'ani mengatakan, rezim Israel yang jahat dan palsu adalah akar penyebab ketidakstabilan di kawasan tersebut.
Dikatakan olehnya, agresi serta kejahatannya yang terus berlanjut di Palestina dan Lebanon mengancam perdamaian serta keamanan regional dan internasional.
"Lebanon adalah negara Arab dan Islam regional yang sangat penting. Negara ini sekarang menjadi sasaran serangan agresif oleh rezim Zionis. Mendukung Lebanon dan negaranya, selain tanggung jawab internasional, adalah tugas yang sangat penting bagi semua negara Islam dan Arab," tegasnya kepada Mehr, seperti dikutip 26 September.
Sayangnya, tekanan yang diberikan oleh Pemerintah Amerika Serikat dan beberapa sekutu Eropanya telah mencegah Dewan Keamanan PBB memenuhi tugasnya dalam menjaga perdamaian dan keamanan internasional, serta menghentikan kejahatan perang Israel di Palestina, kata diplomat senior Iran tersebut.
Ia menambahkan, Iran akan menggunakan semua kapasitas diplomatiknya untuk mendukung Lebanon.
"Tidak diragukan lagi, kami tidak akan meninggalkan Lebanon sendirian dalam menghadapi agresi represif rezim Zionis," ujarnya.
Baca juga:
- Jaksa Federal AS Dakwa Routh dengan Percobaan Pembunuhan Terhadap Donald Trump
- Israel Terbuka Terhadap Ide Meredakan Ketegangan di Lebanon, Dubes Danon: Kami Tidak Ingin Memulai Invasi Darat
- Peringatkan Israel, Menlu Iran: Jangan Remehkan Kekuatan Hizbullah
- Presiden Iran: Penting Bagi Masyarakat Internasional Amankan Gencatan Senjata di Gaza, Akhiri Kebiadaban Israel
Diketahui, Israel dan kelompok militan Hizbullah yang telah terlibat ketegangan di perbatasan Lebanon setahun terakhir, seiring dengan pecahnya konflik di Jalur Gaza pada 7 Oktober 2023, terlibat saling serang yang intens sejak Hari Senin.
Hampir 600 orang tewas dan hampir 1.700 orang terluka dalam serangan sejak Senin, menurut Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA), yang mengutip data Pemerintah Lebanon.
Israel menyerang lebih dari 1.300 sasaran pada Hari Senin dan sekitar 250 sasaran pada Selasa, menurut IDF. Pada Hari Rabu, Israel mengatakan menyerang lebih dari 280 sasaran terkait Hizbullah di wilayah Lebanon.