Volkswagen Tak Sendiri, Masalah Kapasitas Pabrik Melanda Sejumlah Raksasa Otomotif Eropa

JAKARTA - Industri otomotif saat ini sangat kompetitif, terutama dengan munculnya banyak produsen mobil listrik China. Sejumlah pabrikan Barat pun harus bersaing dengan harga yang lebih murah, namun biaya produksi yang tinggi membuat mereka kesulitan.

Krisis yang dihadapi Volkswagen (VW) saat ini misalnya, menghiasi sejumlah pemberitaan media-media Barat dalam dua minggu terakhir.

Apa yang dihadapi VW saat ini ternyata juga dialami sejumlah pabrikan besar di Eropa di mana tak hanya VW yang menghadapi masalah kelebihan kapasitas pabrik.

Berdasarkan laporan Reuters, 25 September, yang menelusuri terhadap data utilisasi pabrik mobil di seluruh Eropa, enam produsen mobil ternama menunjukkan tren serupa. Fakta mencengangkan VW disebut mungkin berada dalam kondisi yang lebih baik dibandingkan para pesaingnya.

Dengan melihat data utilitas pabrik, jadi bisa diketahui apakah pabrik beroperasi secara efisien atau tidak.

Raksasa otomotif asal Prancis, Renault, dan perusahaan hasil merger Fiat Chrysler Automobiles (FCA) dan PSA Peugeot Citroen, Stellantis, memiliki rata-rata utilisasi pabrik yang lebih rendah di Eropa dibandingkan VW.

Data ini dikumpulkan oleh GlobalData untuk Reuters, dan juga mencakup produsen mobil lain seperti BMW, Ford, dan Mercedes-Benz.

Reuters juga mengumpulkan data untuk semua produsen mobil di delapan negara pembuat mobil utama Eropa. Data tersebut dibagi menjadi dua kelompok: negara dengan biaya produksi tinggi (Jerman, Prancis, Italia, dan Inggris) dan negara dengan biaya produksi rendah (Republik Ceko, Slovakia, Spanyol, dan Turki).

Hasilnya menunjukkan tren yang jelas, yaitu utilisasi pabrik yang lebih tinggi di Eropa Tengah dan Timur yang memiliki biaya produksi lebih rendah. Ini mengindikasikan bahwa permasalahan utama yang dihadapi sebagian besar produsen mobil Eropa terletak di negara asal mereka sendiri.

Secara keseluruhan, utilisasi pabrik mobil Eropa untuk kendaraan ringan seperti mobil penumpang turun menjadi 60 persen pada tahun 2023, dibandingkan dengan 70 persen pada tahun 2019. Di negara-negara dengan biaya produksi rendah, rata-rata utilisasi turun sedikit menjadi 79 persen dari 83 persen. Sementara itu, di negara-negara dengan biaya produksi tinggi, utilisasi pabrik turun drastis menjadi hanya 54 persen dari 65 persen.

Menurut GlobalData, tingkat utilisasi sekitar 70 persen dianggap sebagai minimum untuk mencapai profitabilitas, tergantung pada jenis kendaraan. Sementara itu, utilisasi sebesar 80-90 persen dianggap sebagai tingkat yang hemat biaya, dan memungkinkan fleksibilitas untuk pergantian model dan perawatan.

Dengan data ini, terlihat bahwa permasalahan kelebihan kapasitas pabrik dan tingginya biaya produksi tidak hanya dihadapi Volkswagen saja. Ini merupakan tantangan yang dihadapi oleh sebagian besar produsen mobil Eropa, terutama di negara-negara dengan biaya produksi yang tinggi.

Sayangnya, Volkswagen, Stellantis dan Mercedes-Benz menolak berkomentar atas data temuan Reuters ini. Renault mengatakan pihaknya menggunakan patokan berbeda yang menunjukkan angka lebih tinggi untuk pabriknya. BMW juga mengatakan data tersebut mungkin tidak sesuai tingkat sebenarnya.