Rampung Dibersihkan PUPR, Lahan Relokasi Korban Banjir Bandang Rua Ternate Segera Dibangun Rumah
MALUT - Areal relokasi permukiman bagi korban banjir bandang Rua di Ternate, Maluku Utara (Malut) siap dibangun.
Kadis PUPR Kota Ternate, Rus’an M Nur mengatakan lokasi relokasi seluas 2,6 hektare di sekitar Kawasan Jambula itu baru saja rampung dibersihkan.
"Selama dua pekan, proses pembersihan areal permukiman baru bagi korban banjir, karena akan dibangun rumah instan sederhana sehat," katanya di Ternate, Selasa 24 September, disitat Antara.
Seperti diketahui, rumah sederhana bagi korban banjir bandang Rua yang dibangun PUPR ini sebanyak 27 unit.
Rus’an bilang, rumah instan sederhana ini bakal cepat direalisasikan sehingga warga korban banjir bisa menempati secepatnya.
Selain itu, Pemkot Ternate akan melakukan penyesuaian Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) menyesuaikan perubahan lingkungan di Kota Ternate yang sering berubah akibat bencana alam, terutama untuk Kawasan Rua Ternate.
"Tentunya, kita lakukan penyesuaian RT RW yang ada karena keadaan lingkungan berubah juga. Termasuk kemarin pada saat terjadi bencana di kelurahan Rua dan itu pasti akan menjadi perhatian kita untuk menetapkan lokasi yang tidak boleh dihuni oleh warga," katanya.
Baca juga:
- Struktur Timses RIDO Sudah Lengkap, Ridwan Kamil: Pengumumannya Tanya Riza Patria
- Pramono Bakal Kembalikan Pembebasan Pajak Rumah di Bawah Rp2 Miliar Era Anies yang Diubah Heru Budi
- Buntut TPPU Bandar Narkoba Libatkan 11 Petugas Lapas Tarakan, Menkumham Tegaskan Tak Ada Toleransi
- Saudi Desak Reformasi Sistem di PBB Demi Ciptakan Tatanan Dunia Adil dan Setara
Seperti diketahui, Kementerian PUPR telah melakukan perbaikan alur sungai dan membangun infrastruktur di sepanjang sungai atau kali mati di kawasan banjir bandang di Rua, Ternate.
PUPR juga telah perbaiki alur sungai dan pembuatan sabo dam di sepanjang bantaran sungai yang ada di kawasan Rua untuk mengendalikan air, karena merupakan suatu sistem pengendalian bencana alam aliran yang membawa endapan (sedimen) seperti banjir bandang, aliran material vulkanik dan lahar, dan pergerakan tanah, yang didirikan pada jalur aliran di pegunungan.
Selain itu, kata dia, bencana alam aliran bersifat sangat merusak karena membawa endapan yang membuat momen dan massa alirannya menjadi lebih besar daripada hanya air saja.