Ekonomi Global Stagnan, Kemenkeu Ungkap Perlu Dorong Perekonomian Domestik
JAKARTA - Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Luky Alfirman juga menyoroti beberapa proyeksi dari berbagai lembaga keuangan yang menunjukan pertumbuhan ekonomi global akan cukup stagnan pada 2024 dan 2025.
Selain itu, Luky menyampaikan selain harus memperhatikan risiko global, juga perlu waspada dengan beberapa tantangan struktural lainnya seperti perubahan iklim dan teknologi yaitu kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI).
"Kami juga melihat beberapa peluang dari tren dengan ketegangan global ini, misalnya, ada beberapa pergeseran, beberapa perubahan dalam rantai pasokan global dan juga melihat tren pelonggaran moneter global, serta momentum reformasi struktural," ujarnya dalam Seminar Internasional Desentralisasi Fiskal 2024, Selasa, 24 September.
Menurut Luky dengan kondisi global saat ini perlu untuk mendorong perekonomian domestik sehingga dapat menciptakan mesin pertumbuhan yang baru. Dimana pasca pandemi, Indonesia telah menunjukkan ketahanannya dengan mempertahankan pertumbuhan ekonomi sekitar 5 persen.
Luky menyampaikan hal tersebut tercermin dari pertumbuhan ekonomi di beberapa wilayah didorong oleh dari kebijakan baru yang dikeluarkan pemerintah bukan dari kebijakan hilirisasi sebelumnya.
"Bahkan dengan sumber pertumbuhan baru yang berasal dari luar Jawa, karena apa yang disebut dengan kebijakan baru, bukan karena sumber daya atau kebijakan hilirisasi. Daerah-daerah seperti Sulawesi, Papua, Maluku, telah menunjukkan pertumbuhan yang mengesankan di atas tingkat pertumbuhan," jelasnya.
Baca juga:
Meski demikian, Luky menyampaikan pemerintahan juga tetap mewaspadai terkait kondisi global yang berasal dari konflik geopolitik, fragmentasi, yang menyebabkan dampak negatif pada ekonomi global.
Selain itu, Luky menambahkan terkait kebijakan suku bunga yang tinggi untuk waktu yang lebih lama. Meskipun beberapa bank sentral utama telah mulai menurunkan suku bunga seperti Bank of England, dan baru-baru ini The Fed.
"Ini adalah berita yang sangat bagus. Namun, kita harus berharap bahwa mungkin tidak akan ada perubahan drastis yang terjadi dalam waktu dekat," tuturnya.