Kejaksaan Taiwan Periksa Bos Gold Apollo hingga Geledah Perusahaan Selidiki Ledakan Pager Lebanon

JAKARTA - Menteri Perekonomian Taiwan menegaskan komponen yang digunakan dalam ribuan pager yang diledakkandi Lebanon sebagai serangan mematikan terhadap Hizbullah tidak dibuat di Taiwan

Gold Apollo yang berbasis di Taiwan sebelumnya mengatakan pihaknya tidak memproduksi perangkat yang digunakan dalam serangan itu. Perusahaan BAC yang berbasis di Budapest, tempat pager tersebut dilacak, memiliki lisensi untuk menggunakan mereknya.

Tidak jelas bagaimana atau kapan pager itu dijadikan senjata sehingga bisa diledakkan dari jarak jauh. Hal yang sama juga terjadi pada ratusan radio genggam walkie talkie yang digunakan oleh Hizbullah yang meledak pada Rabu, 18 September, dalam gelombang serangan kedua. Kedua insiden tersebut menewaskan 37 orang dan melukai sekitar 3.000 orang di Lebanon.

“Komponennya (terutama) IC (sirkuit terpadu) kelas bawah dan baterai,” kata Menteri Ekonomi Taiwan Kuo Jyh-huei kepada wartawan dilansir Reuters, Jumat, 20 September.

"Saya dapat mengatakan dengan pasti bahwa itu tidak dibuat di Taiwan," ujar Jyh-huei menegaskan tidak ada komponen pager yang dibuat di Taiwan.

Sumber-sumber keamanan mengatakan Israel bertanggung jawab atas ledakan pager pada Selasa, 17 September yang meningkatkan pertaruhan konflik antara kedua belah pihak. Israel belum mengomentari secara langsung serangan tersebut.

Menteri Luar Negeri Taiwan Lin Chia-lung, yang juga berbicara kepada wartawan di parlemen, menjawab "tidak" ketika ditanya apakah dia telah bertemu dengan duta besa Israel untuk mengungkapkan keprihatinannya mengenai kasus tersebut.

“Kami meminta misi kami di luar negeri untuk meningkatkan kesadaran keamanan mereka dan akan bertukar informasi relevan dengan negara lain,” ujar dia.

Ketika pihak berwenang Taiwan menyelidiki potensi hubungan antara rantai pasokan teknologi global yang luas dan perangkat yang digunakan dalam serangan di Lebanon, presiden dan pendiri Gold Apollo, Hsu Ching-kuang, diinterogasi oleh jaksa hingga larut malam pada Kamis, 19 September lalu dibebaskan.

Orang lain yang juga berada di kantor kejaksaan adalah Teresa Wu, satu-satunya karyawan perusahaan bernama Apollo System, yang tidak berbicara kepada wartawan saat dia berangkat pada Kamis malam.

Hsu mengatakan seseorang bernama Teresa telah menjadi salah satu kontaknya untuk kesepakatan dengan BAC.

Juru bicara kantor Kejaksaan Distrik Shilin di Taipei mengatakan kepada Reuters pihaknya telah menginterogasi dua orang sebagai saksi dan diberikan izin untuk melakukan penggeledahan di empat lokasi perusahaan mereka di Taiwan sebagai bagian dari penyelidikannya.

“Kami akan berusaha menentukan apakah ada kemungkinan keterlibatan perusahaan-perusahaan Taiwan ini sesegera mungkin, untuk menjamin keselamatan negara dan rakyatnya,” kata juru bicara tersebut.