Rupiah Berpotensi Menguat di Tengah Ekspektasi Pemangkasan Suku Bunga The Fed
JAKARTA - Nilai tukar rupiah pada perdagangan Kamis, 19 September 2024 diperkirakan akan bergerak menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
Mengutip Bloomberg, nilai tukar Rupiah hari Rabu, 18 September 2024, Kurs rupiah di pasar spot ditutup di level Rp15.335 per dolar AS. Sementara, kurs rupiah Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI) ditutup melemah 0,07 persen ke level harga Rp15.350 per dolar AS.
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menyampaikan rilis data penjualan ritel secara tak terduga naik 0,1 persen pada bulan Agustus, yang menunjukkan bahwa ekonomi tetap pada pijakan yang kokoh selama sebagian besar kuartal ketiga.
"Mendukung sikap yang kurang agresif oleh Federal Reserve, yang secara luas diharapkan akan memberikan pemotongan suku bunga pertamanya dalam lebih dari empat tahun," ujarnya dalam keterangannya, dikutip Kamis, 19 September.
Ibrahim menyampaikan kontrak berjangka dana Fed menunjukkan peluang pemotongan suku bunga sebesar 50 basis poin berada di angka 63 persen, dibandingkan dengan 30 persen seminggu yang lalu, sementara peluang pemotongan sebesar 25 basis poin berada di angka 37 persen.
Menurut Ibrahim peluang telah menyempit tajam setelah laporan media menghidupkan kembali prospek pelonggaran yang lebih agresif.
"Data ekonomi lainnya pada hari Rabu tampaknya memberikan dukungan bagi Fed untuk tidak terlalu agresif dalam memangkas suku bunga. Persediaan bisnis AS, komponen utama dari produk domestik bruto, membukukan kenaikan yang lebih baik dari perkiraan sebesar 0,3 persen pada bulan Juli sementara produksi pabrik meningkat pada bulan Agustus," ujarnya.
Dari sisi dalam negeri, Neraca perdagangan Indonesia pada Agustus 2024 tercatat melanjutkan kondisi surplus, sehingga surplus terjadi 52 bulan berturut-turut sejak Mei 2020. Bank Indonesia (BI) menilai capaian surplus neraca perdagangan tersebut menopang ketahanan eksternal perekonomian Indonesia.
Di sisi lain, Bank Indonesia (BI) memperkirakan ekonomi Indonesia pada tahun ini mencapai 4,7-5,5 persen atau pada titik tengah 5,1 persen. Hal ini didukung oleh berbagai indikator terkini termasuk hasil survei BI tunjukkan kegiatan ekonomi pada triwulan III yang tetap baik, tercermin dari keyakinan konsumen yang tinggi penjualan eceran positif serta impor barang modal dan penjualan semen naik.
Oleh karena itu guna untuk mencapai pertumbuhan ekonomi di 5,1 persen maka dalam Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (BI) akhirnya memangkas suku bunga acuan atau BI Rate pada September 2024. BI rate ditetapkan menjadi 6 persen dari sebelumnya 6,25 persen. Sementara suku bunga Deposit Facility juga dipangkas menjadi 5,25 persen, dan suku bunga Lending Facility menjadi 6,75 persen.
Baca juga:
Pemangkasan suku bunga ini adalah yang pertama sejak Februari 2021 dan mendahului Bank Sentral Amerika yang akan menurunkan suku bunga nanti malam BI mengerek suku bunga sebesar 275 bps sepanjang Agustus 2022-April 2024 sebelum menahannya pada Mei, Juni, Juli, dan Agustus 2024.
Ke depan, Bank Indonesia terus memperkuat sinergi kebijakan dengan pemerintah dan otoritas lain guna terus meningkatkan ketahanan eksternal dan mendukung pertumbuhan ekonomi nasional yang berkelanjutan.
Ibrahim memperkirakan rupiah akan bergerak fluktuatif namun ditutup menguat pada perdagangan Kamis, 19 September 2024 dalam rentang harga Rp15.230 - Rp15.350 per dolar AS.