Meski Sebabkan Jalanan Macet, Ini 4 Alasan Kenapa Orang Bervakansi saat Libur

YOGYAKARTA – Akhir pekan kemarin, tepatnya saat hari libur Senin, 16 September, diberitakan terjadi kemacetan di beberapa titik terutama dekat dengan lokasi vakansi. Termasuk dilansir VOI, lusa kemarin terjadi kemacetan di jalur menuju Puncak, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Selain itu, okupansi hotel mencapai 100 persen pada libur panjang peringatan Maulid Nabi lusa kemarin.

Meskipun macet parah, antusiasme pengunjung tidak surut. Jika ditotal jumlah kendaraan keluar-masuk Jalur Puncak mencapai 487.799. Menyorot fenomena ini, sejumlah penelitian menerangkan bahwa liburan berkaitan dengan tingkat kebahagiaan, mengisi momen istirahat dari pekerjaan dengan aktivitas relaksasi, dan alasan lainnya berikut ini.

1. Liburan itu membahagiakan

Sebuah penelitian yang dilakukan di Belanda, melibatkan 1.530 orang dewasa negara Kincir Angin tersebut. Penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Applied Research in Quality of Life dilansir The New York Times, Rabu, 18 September, melaporkan sejumlah 974 orang dewasa di Belanda mengambil waktu liburan. Penelitian ini dilakukan selama 32 minggu dan menunjukkan bahwa peningkatan kebahagiaan terbesar berasal dari tindakan sederhana, yaitu merencanakan liburan.

Ilustrasi alasan kenapa orang bervakansi saat libur meski jalanan macet (Freepik/jcomp)

Kebahagiaan mulai meningkat ketika merencanakan liburan lalu memuncak pada momen-momen menyenangkan ketika bervakansi. Tetapi setelah liburan, tingkat kebahagiaan menurun pada kebanyakan orang. Ternyata, penurunan kebahagiaan setelah liburan tidak ada bedanya dengan orang-orang yang tidak berlibur.

"Liburan memang membuat orang bahagia. Tetapi kami menemukan orang-orang yang merencanakan perjalanan liburan menunjukkan tanda-tanda peningkatan kebahagiaan, dan setelahnya hampir tidak ada efeknya," jelas Jaroen Nawijn, dosen peneliti pariwisata di Breda University of Applied Sciences, Belanda.

2. Waktu untuk bersenang-senang

Saat hari kerja, tentu berkutat dengan pekerjaan dan tugas-tugas serta tanggung jawab. Berbeda saat hari libur, apalagi libur panjang atau lebih dari dua hari. Meluangkan waktu bervakansi artinya membuka kesempatan untuk bersenang-senang. Pilihan destinasi tentu berbeda-beda setiap orang. Karena memiliki preferensi masing-masing, maka banyak orang tak jarang memilih “yang pasti menyenangkan”. Termasuk fenomena liburan hingga jalanan macet menuju destinasi dan reservasi hotel meningkat pesat.

3. Membuat pengalaman lebih bermakna

Ketika bahagia, setiap pengalaman terasa bermakna. Melansir The Travel Psychologist, cara yang cenderung banyak orang lakukan supaya memiliki pengalaman bermakna adalah dengan rutinitas yang konsisten. Saat bervakansi, makna kebahagiaan jadi terarah dan memiliki tujuan. Nah, kebahagiaan melalui pengalaman bermakna, memiliki dampak positif. Seperti memiliki hubungan pribadi yang kuat dan gaya hidup lebih sehat.

Psikolog berpendapat, hal ini terjadi karena pencarian kebahagiaan yang bermakna mendorong orang proaktif dalam mencari pengalaman menyenangkan dan kepuasan. Jadi kalau Anda menginginkan pengalaman bermakna untuk menikmati hari libur, tak keliru jika merencanakan liburan.

4. Hidup terasa variatif dan baru

Alasan keempat kenapa orang bervakansi saat hari libur, berangkat dari gagasan kekayaan psikologis. Di mana kuncinya adalah variasi dan kebaruan. Pengalaman yang meningkatkan kekayaan psikologis adalah mengalaman yang merangsang mental dan sering kali tidak direncanakan. Tetapi ini juga berpeluang tidak selalu membuat Anda merasa senang. Yang perlu digarisbawahi adalah, tantangan yang melibatkan mental dan membangkitkan rasa ingin tahu.

Di antara alasan di atas, adakah yang mendorong Anda untuk bervakansi saat hari libur meski harus menembus kemacetan jalan?