Ribuan Pager Hizbullah Dipasangi Peledak oleh Mossad, Ahli: Kemampuan Israel Menyusup ke Musuhnya

JAKARTA - Ledakan ribuan pager serta informasi adanya ribuan pager yang dipasangi bahan, dinilai menjadi kegagalan kontraintelijen kelompok Hizbullah, Lebonon, sementara di sisi lain menunujukkan kemampuan intelijen Israel menyusup ke musuhnya.

Badan mata-mata Israel Mossad disebut menurut sebuah sumber telah menanam bahan peledak pada 5.000 pager yang dipesan oleh Hizbullah. Sekitar 3.000 pager meledak pada Hari Selasa, menyebabkan 9 orang tewas dan 2.750 lainnya luka-luka.

Gelombang ledakan pager mengguncang Lebanon selatan, pinggiran selatan Beirut yang dikenal sebagai Dahiyeh dan Lembah Bekaa timur, semuanya merupakan benteng pertahanan Hizbullah.

Pejuang Hizbullah telah menggunakan pager sebagai sarana komunikasi berteknologi rendah dalam upaya untuk menghindari pelacakan lokasi Israel, dua sumber yang mengetahui operasi kelompok itu mengatakan kepada Reuters tahun ini, seperti dikutip 18 September.

Hizbullah terguncang oleh serangan tersebut, yang menyebabkan para pejuang dan yang lainnya berlumuran darah, dirawat di rumah sakit, atau tewas.

Seorang pejabat Hizbullah, yang berbicara dengan syarat anonim, mengatakan ledakan itu adalah "pelanggaran keamanan terbesar" kelompok itu sejak konflik Gaza antara Israel dan sekutu Hizbullah, Hamas, meletus pada 7 Oktober.

"Ini akan menjadi kegagalan kontraintelijen terbesar yang dialami Hizbullah dalam beberapa dekade," kata Jonathan Panikoff, mantan wakil pejabat intelijen nasional pemerintah AS untuk Timur Tengah.

Pada Bulan Februari, Hizbullah menyusun rencana perang yang bertujuan untuk mengatasi kesenjangan dalam infrastruktur intelijen kelompok itu.

Sekitar 170 pejuang telah tewas dalam serangan terarah Israel di Lebanon, termasuk seorang komandan senior dan seorang pejabat tinggi Hamas di Beirut.

Dalam pidato yang disiarkan di televisi pada 13 Februari, Sekretaris Jenderal Hassan Nasrallah dengan tegas memperingatkan para pendukungnya, ponsel mereka lebih berbahaya daripada mata-mata Israel, dengan mengatakan mereka harus merusaknya, menguburnya, atau menguncinya di dalam kotak besi.

Sebaliknya, kelompok tersebut memilih untuk mendistribusikan pager kepada anggota Hizbullah di berbagai cabang kelompok tersebut - mulai dari pejuang hingga petugas medis yang bekerja di layanan bantuannya.

Ledakan tersebut melumpuhkan banyak anggota Hizbullah, menurut rekaman dari rumah sakit yang ditinjau oleh Reuters. Orang-orang yang terluka mengalami luka dengan tingkat yang bervariasi di wajah, jari-jari yang hilang, dan luka menganga di pinggul tempat pager kemungkinan dikenakan.

"Kami benar-benar terpukul keras," kata sumber keamanan senior Lebanon, yang memiliki pengetahuan langsung tentang penyelidikan kelompok tersebut terhadap ledakan tersebut.

Ledakan pager terjadi pada saat meningkatnya kekhawatiran tentang ketegangan antara Israel dan Hizbullah, yang telah terlibat dalam perang lintas batas sejak konflik Gaza meletus Oktober lalu.

Meskipun perang di Gaza telah menjadi fokus utama Israel sejak serangan 7 Oktober oleh kelompok militan bersenjata pimpinan Hamas, situasi genting di sepanjang perbatasan utara Israel dengan Lebanon telah memicu kekhawatiran akan konflik regional yang dapat menyeret Amerika Serikat dan Iran.

Hizbullah mengatakan tidak menginginkan perang yang lebih luas, tetapi akan berperang jika Israel melancarkannya.

Seorang ahli mengatakan tidak melihat ledakan pager sebagai tanda serangan darat Israel ke Lebanon akan segera terjadi.

Sebaliknya, itu adalah tanda penetrasi mendalam intelijen Israel terhadap Hizbullah.

"Itu menunjukkan kemampuan Israel untuk menyusup ke musuh-musuhnya dengan cara yang sangat dramatis," kata Paul Pillar, seorang veteran komunitas intelijen AS selama 28 tahun, terutama di CIA.

Sedangkan David Kennedy, mantan analis intelijen Badan Keamanan Nasional AS mengatakan kepada CNN, ledakan yang terlihat dalam video yang dibagikan secara daring tampaknya "terlalu besar untuk menjadi peretasan langsung dan jarak jauh yang akan membebani pager dan menyebabkan ledakan baterai litium."

"Kemungkinan besar Israel memiliki operator manusia di Hizbullah. Pager tersebut akan ditanamkan dengan bahan peledak dan kemungkinan hanya akan meledak ketika pesan tertentu diterima," katanya.

"Kompleksitas yang dibutuhkan untuk melakukan ini luar biasa. Diperlukan banyak komponen intelijen dan eksekusi yang berbeda. Intelijen manusia (HUMINT) akan menjadi metode utama yang digunakan untuk melakukan ini, bersama dengan mencegat rantai pasokan untuk melakukan modifikasi pada pager," tambahnya.